Lihat ke Halaman Asli

Ayuni Diana

mau jadi apa?

Kenapa Generasi Muda Gampang Stress?

Diperbarui: 27 Oktober 2020   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Usia muda merupakan usia yang sangat matang untuk melakukan segala aktivitas dalam proses pengembangan kemampuan dari dalam diri. Banyak orang berkata bahwa masa muda merupakan masa yang tepat untuk melakukan produktifitas dalam keseharian, dan mengklaim bahwa pemuda mempunyai jiwa semangat dan rasa ingin mengembangkan diri yang tinggi. 

Bapak Proklamator Indonesia Ir. Soekarno pernah menuliskan sebuah kalimat yang berbunyi "berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia", tentu saja kalimat tersebut mempunyai makna yang sangat luar biasa. 

Hal ini terlihat perbandingan jumlah antara orang tua yang lebih banyak dari pemuda, namun dengan sepuluh pemuda tersebut dapat mengguncangkan dunia, ini menunjukkan gambaran akan kedahsyatan jiwa-jiwa pemuda yang semangat dan tidak kenal lelah.

Tetapi jauh setelah bangsa ini merdeka dari belenggu penjajahan, terdapat beberapa pemuda yang kehilangan semangat dan rasa eksplorasi terhadap  dirinya. 

Saat ini, ditemukan banyak sekali pemuda-pemuda yang gampang stress, mental illness dan gangguan mental lainnya. Sebenarnya apa yang melatar belakangi pemuda-pemuda ini gampang mengalami gangguan mental seperti contohnya stress tersebut? Hal tersebut menjadi pertanyaan bagi kita semua. 

World Health Organization (WHO) menyatakan penyebab usia muda sangat rentan mengalami stress karena pada masa pertumbuhan mereka menginjak usia muda, waktu mereka dihabiskan dengan banyak perubahan dan penyesuaian segala bentuk aktifitas yang menguras tenaga dan fikiran. 

Misalnya ketika seseorang merasa jenuh dengan dihadapkan oleh oleh kehidupan perkuliahan yang monoton, konflik dalam suatu hubungan yang terjalin, finansial yang tidak terpenuhi secara langsung dapat merubah mental seseorang yang tadinya baik-baik saja menjadi kepikiran dan akhirnya stress muncul.

WHO memberikan data perihal kesehatan mental yang sangat umum terjadi adalah depresi dan kecemasan, 75% gangguan mental emosional sebelum menginjak usia 24 tahun. 

Dari media digital Kumparan terdapat sebuah lansiran yang diambil dari perbincangan tim temali media dengan Sri Maslihah seorang Psikologis Klinis dan juga dosen di Universitas Pendidikan Indonesia, menurut beliau, gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi adalah gangguan kecemasan berlebihan dana faktornya tidak bisa dilepaskan dari yang namanya perkembangan lingkungan, ini juga termasuk bagaimana pesatnya informasi media massa yang membuat pemuda belum siap dengan cepatnya perkembangan digital yang didasari oleh faktor internal pemuda itu sendiri.

Pemuda milenal yang kerap kita temui saat ini bermacam-macam kondisi mentalnya saat sedang mengalami kecemasan, ada yang merasa stress, tertekan bipolar dan juga tak menutup kemungkinan untuk melakukan bunuh diri ataupun menyakiti dirinya sendiri. Puncak seseorang mengalami tekanan yang akhirnya mereka stress adalah munculnya tindakan melukai diri sendiri atau percobaan bunuh diri, akan tetapi sebelum ada difase puncak biasanya seseorang akan mengalami bad mood atau perasaan yang jeleklalu berpindah ke fasi moodswing (perasaan yang berbolak-balik). 

Namun, sebelum berada di fase puncak kita dituntut untuk mampu mengkondisikan badan dan pikiran kita agar selalu berada di jalan yang semestinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline