Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Erosi

Diperbarui: 5 Oktober 2025   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku memperhatikan Ayah memeriksa batu berlubang itu, lalu meletakkannya di tanganku. Batu itu halus dan padat, dengan lubang tak lebih besar dari manik-manik.

"Hanya yang baik-baik yang bisa muncul dari sini," katanya padaku, sambil mengangkatnya dan mengintip ke dalam bagian tengahnya yang terkikis. Mengedipkan mata padaku.

Kenangan sebelum Ayah menghilang selamanya dari pantai.

Ibu menahan kesedihanku dalam timbunan pasir dan aku mengangkat batu itu, putus asa memicingkan mata ke arahnya dengan mata berkaca-kaca dan udara asin garam.

"Dia telah pergi."

Kata-kata itu menghantamku saat aku melemparkan benda malang itu ke laut, segera tenggelam.

Tak berguna dan berlubang.

Jawa Barat, 5 Oktober 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline