Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

CMP 18: Hindia Jelita

Diperbarui: 15 Agustus 2021   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Village life in Sanur, W G Hofker (1902-1981) Sumber: zen.yandex.ru

Babak 2 Adegan 1 masih setengah jalan ketika pria di sebelahnya berkata, "Apakah kamu seorang pencuri? Karena kamu telah mencuri hatiku."

"Betulkah?" dia menjawab. "Itu rayuan terbaikmu?"

"Aku bersungguh-sungguh dengan cara yang ironis, sekaligus sebagai jebakan."

"Sungguh menyeramkan."

"Ssst," desis jengkel wanita dengan riasan tebal dan setumpuk perhiasan emas imitasi di kursi belakang. MAMMA MIA! di Teater Jakarta bisa menjadi sangat serius bagi snobis.

Pria itu menunggunya keluar dari toilet wanita. Bersandar di dinding marmer, sepatu kulitnya memantulkan cahaya lampu kristal. Dua gelas koktail berkaki kosong di tangannya.

"Bagaimana kalau kita melewatkan babak kedua? Minum di tempat lain?"

"Kamu tahu berapa yang aku keluarkan untuk tiket ini?"

"Ayolah. Aku akan menceritakan padamu bagaimana ending-nya."

Pria itu menyesap pink gin. Dia meneguk Heineken langsung dari botol.

"Apakah minuman itu juga ironis? Kamu tidak terlihat seperti metroseksual."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline