Lihat ke Halaman Asli

Aulia

Dosen Universitas Andalas

Lebaran Tak Semata Indah

Diperbarui: 9 April 2024   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi 

Di saat lebaran yang kian dekat
Bencana datang, menyapa tanpa terduga
Air mata bersama senja yang pekat
Mengalir membasahi hati yang duka

Di pelosok desa, di kota yang jauh
Derita menghampiri, tiada henti menggoda
Rumah-rumah terendam, harapan terenyuh
Di antara kenangan, pilu yang merenda

Puisi lebaran bukan hanya tentang senyum
Namun tentang duka yang tak terucap
Mimpi-mimpi terkubur dalam reruntuhan
Di tengah sunyi, di dalam gemuruh pengap

Di langit, awan kelam menggelayuti bulan
Menyampaikan rahasia gelapnya takdir
Hati yang terluka, jiwa yang terpilu
Menangis dalam doa, memohon ampunan

Namun janganlah kau biarkan harapan sirna
Di balik awan kelam, tetaplah ada cahaya
Lebaran bukan sekadar kenangan yang hancur
Tetapi juga harapan yang bagaikan terkubur

Mari kita satukan hati, tangan, dan doa
Menjadi pelipur lara bagi yang terluka
Di setiap tetes air mata, tersembunyi kekuatan
Untuk bangkit, untuk berdiri, untuk meraih kemenangan

Sisihkan puisi lebaran kita menjadi doa
Bagi yang terluka, bagi yang tak bisa berkata
Bagaikan bersama, dalam cinta dan realita
Membawa sinar kebahagiaan di tengah bencana

Padang, 9 April 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline