Lihat ke Halaman Asli

ASWAN NASUTION

Kontributor Tetap

Bangunan Tua Khas Belanda yang Tersisa di Serbelawan ni Huta

Diperbarui: 31 Juli 2025   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Serbelawan ni Huta di Pagi hari. Dingin dan  tenang. | Dokpri

Serbelawan ni Huta memang memiliki daya tarik historis dengan peninggalan bangunan tua khas Belanda. Daerah ini dulunya merupakan bagian penting dari jaringan perkebunan dan aktivitas kolonial di Sumatra Timur. 

Serbelawan, yang kini menjadi kelurahan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, dulunya adalah salah satu sentra penting bagi perkebunan skala besar yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda atau perusahaan swasta Belanda. 

Wilayah Simalungun secara umum, termasuk Serbelawan, dikenal sebagai daerah penghasil komoditas perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan teh. 

Perusahaan-perusahaan Belanda membuka perkebunan luas dan membangun fasilitas pendukungnya, termasuk kantor administrasi, rumah dinas staf, gudang, dan perumahan buruh. Untuk mendukung aktivitas perkebunan dan transportasi hasil bumi, Belanda membangun berbagai infrastruktur. 

Jaringan jalan dan jembatan dibangun untuk menghubungkan perkebunan dengan pusat-pusat kota atau pelabuhan. Beberapa jembatan peninggalan Belanda masih bisa ditemukan di Simalungun, meskipun kondisinya mungkin sudah tua. 

Di beberapa area perkebunan, terdapat jalur kereta api kecil atau "muntik" yang berfungsi untuk mengangkut hasil pertanian seperti karet dan sawit . 

Ini menunjukkan betapa terorganisirnya sistem logistik pada masa itu. Adanya "Pemandian Sweembath" di Desa Naga Soppa, dekat Serbelawan, yang dulunya merupakan tempat pemandian orang-orang Belanda. Adanya fasilitas rekreasi bagi para pejabat dan pekerja perkebunan Belanda.

Dengan adanya aktivitas perkebunan, Serbelawan berkembang menjadi semacam pusat perdagangan dan administrasi lokal. Hal ini memicu pembangunan ruko dan gedung-gedung dengan arsitektur khas Belanda yang fungsional dan kokoh. 

Jalan utama seperti Jalan Merdeka di Serbelawan masih mempertahankan jejak arsitektur ini. Secara keseluruhan, sejarah Serbelawan tidak bisa dilepaskan dari narasi besar perkebunan kolonial di Sumatra Timur, yang mana Belanda membangun sistem yang terintegrasi untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

Kondisi Bangunan Tua Khas Belanda di Serbelawan saat Ini bervariasi. Banyak bangunan pertokoan (ruko) di sepanjang jalan utama Serbelawan, khususnya di Jalan Merdeka, masih mempertahankan arsitektur khas Belanda. 

Bangunan-bangunan ini umumnya masih kokoh meskipun sudah termakan usia, dan tetap difungsikan sebagai toko   atau tempat usaha oleh masyarakat setempat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline