Lihat ke Halaman Asli

Asti Sundari

Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Filosofi Cinta

Diperbarui: 9 Agustus 2021   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari tampak mendung, awan mulai bergemuruh. Padahal hari masih siang, namun suasananya sudah seperti malam hari. Hari ini aku cukup sibuk, banyak kegiatan yang harus aku lakukan di kampus. 

Menjadi seorang Mahasiswa aktif diberbagai kegiatan apalagi sudah bergabung di Himpunan Mahasiswa Fakultas Pendidikan membuat aku harus membagi waktu mengikuti jam kuliah dan organisasi. 

Perkenalkan Namaku Tia aku lahir dari pinggiran kota bisa dibilang sebuah desa dengan perkampungan yang masih sejuk, dan aku harus berkuliah di sebuah kota kecil, walaupun tidak semegah Universitas di kota-kota besar. Aku baru semester tiga rasanya baru kemarin aku masuk di Universitas Kasih ini. 

Kali ini aku harus cepat-cepat masuk kelas karena sekarang aku harus mengikuti mata kuliah filsafat umum dimana dosen ini cukup selektif dalam nilai dan kehadiran. Dan aku terjebak oleh ritikan hujan.

“Aduh, udah jam dua lagi. Aku harus buru-buru masuk kelas kalo enggak aku bakal ditendang keluar kelas,” ucapku dalam hati sambil terus menerjang hujan. Ribuan air itu tidak membuat aku pantang menyerah untuk mengejar waktu, aku berlari sambil sesekali berhenti berteduh dan mencari-cari celah.

Saat aku sampai dikelas ternyata dosen itu belum hadir. Sepertinya dia terjebak oleh serbuan air diluar sana. Aku langsung membuka buku dan catatanku untuk bersiap-siap, bajuku cukup basah dan itu membuat tubuhku sedikit menggigil. Tiba-tiba...

“Tuk !” sebuah kertas dilempar ke kepalaku, refleks akupun menengok kebelakang.

“Rioo, apaan sih?!” kataku dengan nada kesal.

“Makanya mandi dong, jangan pas ujan aja mandinya,” ucap dia meledek

“Mending kamu minjemin aku jaket daripada ngeledek terus, Unfaedah tau,” kataku sambil menunjuk jaket dibelakang kursinya.

“Nih,” sambil melempar jaket itu, “ jangan lupa dicuci entar bau apek lagi.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline