KISAH SEORANG MANAJER PERSONALIA
Pak Amran adalah seorang manajer personalia di sebuah pabrik pembuatan alat-alat mekanik mobil.Pabrik tempat Pak Amran bekerja adalah milik seorang warganegara asing.Karyawan di pabrik itu ada kurang lebih 150 0rang .Di Pabrik tersebut pekerjaannya dibagi dalam 3 shift.Kantor Pusat pabrik tersebut terdapat di daerah Kuningan Jakarta Selatan.Sedangkan pabriknya terletak di daerah Cibitung ,Bekasi.
Pak Amran mengatakan bahwa hanya kantor manajemen personalia dan urusan kesehatan pabrik yang berada di Pabrik tersebut.Kantor Administrasinya semuanya ditempatkan di Jakarta.
Bekerja sebagai seorang manajer personalia yang membawahi 150 orang di sebuah pabrik yangcukup besar ternyata adalah merupakan sebuah tantangan yang cukup besar.Buruh pabrik yang jumlahnya cukup banyak tentunya memerlukan seni tersendiriuntuk menanaganinya.
150 orang manusia yang mempunyai sifat,tempramen ,mental dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda pula.Ada buruh yang temperamennya cepat tersinggung,ada yang menyimpan persoalannya di dalam hatidan ada pula yang sabar.Tingkat pendidikan juga bervariasi.mulai dari yang terendah tamatan SMP sampai tertinggi tamatan Sarjana.Karena susah mencari kerja akhirnya banyak Sarjana yang bersedia menjadi buruh pabrik
Pak Amran yang seorang Sarjana Hukum,banyak mempelajari ilmu psikologi dari buku-buku dan juga belajar dari temannya yang seorang Sarjana Psikologi.Menurut Pak Amran untuk mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut buruh pabrik jangan pernah menggunakan Psikologi kekerasan.Gunakan Psikologi damai.Psikologi damai yang dapat membuat keadaaan tidak menjadi ricuh.
Pak Amran cukup berhasil dengan teori psikologi damainya.Pak Amran selalu mau mendengarkan curahan hati para buruh.Para buruh akhirnya mencintai Pak Amran.Ketika Pak Amran diberhentikan para buruh menuntut agar Posisi Pak Amran tidak diganti.
Sekarang Pak Amran bekerja sebagao seorang Manajer HRD di sebuah perusahaan Rekaman Musik.Pak Amran cukup senang bekerja di perusahaan musik tersebut.Sehingga sampai masa pensiunnya Pak Amran bekerja di perusahaan tersebut.
Demikianlah kisah Pak Amran seorang Manajer Personalia