Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulkarnain Ashya Hifa

Karyawan Swasta Salah Satu PTS Di Kabupaten Ponorogo

(Enam) Alasan Seseorang Layak Dipilih Menjadi Pimpinan Muhammadiyah Ponorogo

Diperbarui: 23 Januari 2023   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kegembiraan dan kebanggaan bercampur aduk menjadi satu, mengantarkan tuntasnya perhelatan penting Muhammadiyah Jawa Timur. Mungkin waktu sebulan belum cukup untuk menghapus berbagai sweet memories  yang mampu dihadirkan pada penyelenggaraan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Jatim ke-16 di Ponorogo. Ditambah lagi situasi alam serasa memberikan “restunya”, dua hari berturut-turut Ponorogo diguyur hujan setiap paginya sehingga kudapan ringan berupa Mie yang dihidangkan oleh Lazismu Ponorogo bagi penggembira terasa begitu nikmat ditambah lagi seduhan kopi yang dapat diatur pahit dan manisnya sesuai selera benar-benar sebuah perpaduan sempurna. Namun, ada baiknya kita perlu segera membingkai memori tersebut serta menyimpannya dalam deretan folder dengan label “Kenangan Manis Untuk Dikenang”. Hal ini penting agar kita mampu segera move on serta bersiap, fokus jelang pelaksanaan agenda penting Muhammadiyah Ponorogo.

Kurang lebih 2 bulan setelah Musywil Jatim atau tepatnya di Bulan Februari 2023, Ponorogo akan menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musyda) baik bagi Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah -nya. Sebagaimana secara umum diketahui bersama jika Musyda adalah momentum dimana terjadi serah terima amanah organisasi, dari pimpinan lama kepada pimpinan baru terpilih untuk membawa Bahtera Organisasi dalam kurun waktu 5 tahun kedapan. Membincangkan Musyda Muhammadiyah sudah tentu jauh berbeda dengan gelaran pemilihan Pimpinan Parpol, ataupun pemilihan Kepala Desa. Selain berbeda dari aspek role play -nya sudah tentu motivasi serta spirit peserta (Musyawirin) tidak bisa disaing-saingke apalagi dibanding-bandingke. Peserta Musyda Muhammadiyah tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh ide atau gagasan tertentu apalagi dealing transaksional orang perorang. Mereka hadir secara sadar untuk memilih calon pimpinan terbaik sehingga mampu membawa Persyarikatan Muhammadiyah menjadi semakin baik.

Dinamika Musyda mulai terasa, hal yang tidak dapat dihindari adalah mulai munculnya banyak versi “paketan” berisikan nama calon pimpinan sampai dengan berita-berita program yang diidentikkan dengan beberapa profil calon pimpinan dengan harapan mudah diasosiasikan sehingga mampu mendulang suara signifikan. Selagi semua masih dalam koridor “pantas” (baca: tidak berlebihan) sah-sah saja hal tersebut dilakukan. Akan lebih penting kita coba menyelami bagaimanakah Sosok Ideal calon Pimpinan Muhammadiyah Ponorogo menurut warga Persyarikatan.

  • Pribadi yang memiliki integritas, berwawasan keilmuwan yang luas amanah dan solutif
  • Memiliki roadmap pengkaderan yang jelas dan terukur
  • Mampu mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) serta mengelolanya dengan baik sesuai dengan kaidah yang berlaku pada  Persyarikatan Muhammadiyah.
  • Memiliki pengalaman sebagai pimpinan di semua level Persyarikatan serta memiliki rekam jejak Kepemimpinan yang baik.
  • Sosok yang visioner, utamanya dalam mengembangkan “Trisula” Muhammadiyah Abad ke-2, yaitu : Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah Disanter Manajemen Center (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu)
  • Memahami dengan baik konsep “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline