Lihat ke Halaman Asli

Aryadi Noersaid

TERVERIFIKASI

entrepreneur and writer

Catatan Tepi: Superman dan Layangan

Diperbarui: 23 Januari 2023   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Angan-angan saya waktu kecil sangat sederhana, nggak muluk tapi absurd.

Saya ingin jadi Superman. Bukan pingin jadi jagoan, tapi supaya bisa terbang dan mengalahkan teman dan orang yang jadi rival mengejar layangan putus.

Dengan bisa terbang saya akan bisa  mengalahkan mereka yang lebih tinggi. Otomatis layangan sebelum menyentuh ke bumi dan digapai oleh galah-galah panjang, saya akan bisa lebih dulu merebutnya. Memiliki layangan banyak adalah sebuah kemewahan.

Jadi orang yang tak bertubuh tinggi waktu kecil membuat saya merasa dunia gak akan bisa saya taklukkan tanpa punya kekuatan super, itu terasa sekali ketika saya selalu kalah dalam merampas layangan yang tengah melayang dari udara menuju tanah.

Dua doa saya yang nggak putus dipanjatkan sejak kecil kepada Tuhan.

"Beri kekuatan super atau tinggikan badan saya ya Allah. Lainnya saya gak banyak keinginan.

Untuk mewujudkan kekuatan super, saya ikut beladiri olah nafas yang hasilnya nol.

Saya paling gembira jika sering mendapatkan serangan cegukan. Kata orang, itu tanda bahwa badan manusia akan bertambah tinggi.

Usai cegukan biasanya saya akan menuju dinding yang telah dibuat ukuran vertikal dari meteran jahit milik ibu. Untuk mengukur pertambahan tinggi badan.

Hingga menjelang SMP saya masih tetap kecil mungil dan mulai berhenti berharap untuk bertambah tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline