Lihat ke Halaman Asli

Arwana Faiz Hanafi

Universitas Gadjah Mada

Menyeduh Empati di Cangkir Bisnis: Potret Embeddedness di Kopi Kamu

Diperbarui: 13 Oktober 2025   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Instagram @kopikamu_official)

Apa yang terlintas di pikiranmu jika mendengar kata "bisnis"?

Aku yakin banyak di antara kamu yang terlintas kata "profit".

Yap, kamu tidak salah sama sekali. Tujuan utama bisnis adalah profit, dan itulah yang sejauh ini kita temukan di pikiran pebisnis-pebisnis di seluruh dunia.

Lalu, bagaimana sebuah bisnis dijalankan agar mendatangkan profit?

Para ekonom pasti menjawab dengan slogan populer mereka, yakni "minimize cost and maximize profit".

Tapi, apakah bisnis hanya tentang angka dan efisiensi?

Tentu saja tidak. Ada variabel-variabel lain yang kerap tak terhitung. Beberapa di antara variabel-variabel tersebut ada di dalam teori embeddedness. Teori yang dikemukakan oleh Mark Granovetter ini menunjukkan bahwa selalu ada keterlekatan sosial di dalam tindakan ekonomi. Misalnya, bisnis didasarkan pada rasa percaya, empati, norma, dan relasi personal.

So, mari kita bahas dengan contoh konkret.

Kita akan mengaitkan teori ini dengan sebuah bisnis kopi, salah satu bisnis yang sedang naik daun saat ini. Bisnis ini berhasil mencetak angka rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 8%  berdasarkan data dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI). Maka dari itu, tak heran jika semakin banyak jenama kopi lokal yang berkembang di negeri ini.

(Sumber: Kompas.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline