Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Sandeq Mandar Arungi Samudera Francis

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13030238282079235102

[caption id="attachment_102885" align="aligncenter" width="400" caption="google: sandeq mandar"][/caption]

Saya bukan etnic-oriented namun sebagai etnik Mandar, saya berbangga hati dengan ketangguhan nenek moyangku dalam mengarungi samudera dengan perahu tak bermesin. Dialah perahu Sandeq berukuran kecil dibanding saudaranya Phinisi Nusantara. Kedua perahu fenomenal yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ini telah lama dikagumi bangsa-bangsa lain di dunia yang sebentar lagi akan mengikuti festival "De Les Tonneres Brest" di Prancis, sebuah kegiatan maritim internasional yang dihadiri oleh berbagai negara, Indonesia sendiri diwakili perahu Sandeq Mandar Sulawesi Barat. Informasi ini saya baca di Kompas.com dan Fajar On Line Makassar, Sulawesi Selatan.

Perahu tradisional Sandeq merupakan transportasi primadona bagi masyarakat Mandar untuk menagkap ikan terutama ikan tuing-tuing atau ikan terbang yang sekarang populer disebut ikan Indosiar di kampungku. Perahu yang hanya mengandalkan selembar layar dengan dua sayap dari bambu. Perahu ini sanggup mengarungi lautan Indonesia. Saat para sawi hendak beristirahat atau tidur maka layar yang hanya sehelai kain itu dilepas, inilah yang membuat pelaut Mandar terdampar di Malaysia, Australia, Filipina dan negara-negari asia tenggara lainnya yang mampu berarung samudera yang ratusan tahun telah mengombang-ambing nenek moyangku di lautan luas. Mereka sering ditangkap karena masuk wilayah perairan negara tetangga dalam keadaan tidak sadar (tidur).

Perahu ini buatan asli suku Mandar yang bermukim di Kabupaten Polewali Mandar, Majene dan Mamuju. Dari ketiga kabupaten ini, Majene-lah yang menjadi perindukan dan pusat perakitan perahu Sandeq. Jika orang-orang Mandar berencana membuat perahu Sandeq maka harus melakukan  prosesi ritual.

Perahu bermoncong runcing ini, seringkali diikutkan dalam berbagai festival baik regional, nasional dan internasional. Sandeq berkecepatan tinggi ini pernah juga disertakan dalam adu kecepatan pada Baharuddin Lopa Sandeq Race Tahun 2008 dengan menempuh lautan Mandar menuju selat Makassar.

* * *

Sandeq dan sepakbola, jika di Indonesia mayoritas klub/perserikatan  mengabadikan nama daerah atau perusahaaan antara lain PERSIJA, PERSEBAYA, PSMS, PSM, SEMEN PADANG,  dan lain-lain. Uniknya di kampungku justru nama perahu ini yang menjadi nama kesebalasan: PS Sandeq yang telah banyak melahirkan pemain-pemain berkelas seperti Erwin Aras, Irsyad Aras, Arif Kamaruddin. Suatu ketika saya bertanya kepada Manajer PS Sandeq yang kebetulan guru olahraga di SMAku dulu, mengapa nama sandeq dilekatkan pada organisasi sepakbola dan bukan PS Polewali Mandar?. Jawabannya: Pemain-pemain sepakbola di sini kencang-kencang larinya dan tubuhnya imut-imut seperti perahu sandeq. Saya tanggapi dan mengusulkan kenapa bukan PS Jusuf Kalla?. Guru SMAku itu ngakak. Hehehe....

Yang pasti saya sebagai turunan asli Mandar merasa berbangga karena sandeq masih eksis di tengah-tengah transportasi modern yang kian hari kian canggih teknologinya dan super cepat.

PECOAI PEAKKEMU AMANORE LAO SASI PERANCIS......!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline