Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Rasisme dari Mata

Diperbarui: 18 Maret 2019   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasisme dari mata, karena mata selalu melihat dan hanya satu objek saja dalam dunianya. Di sanalah awal mulanya.

Lalu masuk ke organ-organ kepala antarkan pesan ke benak, bisikkan diskriminasi. Bisikkan pengkotak-kotakan manusia sesuai rasnya.

Kamu baik karena kulitmu putih, rambutmu lurus dan parasmu aduhai cantik. Ketika mata selalu dibuai dengan penampakan si "kamu baik".

Dan menemukan yang berbeda, maka "kamu buruk". Karena kulitmu hitam, bibirmu hitam, rambutmu keriting dan rupamu jelek.

Begitulah rasisme beranak-pinak. Mata telah tertipu dan menanggalkan kualitas kemanusiaan. Akal sehat jadi lumpuh seketika tak mampu menangkap esensi kemanusiaan.

Lupa, kualitas kemanusiaan, baik buruknya tidaklah ditentukan oleh rasnya; ciri-ciri fisik. Kepadamu yang rasis, buka mata hatimu, buka pikiranmu.


(Catatan langit, 18/03/19)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline