Lihat ke Halaman Asli

Penegakan Hukum dan Keteladanan Aparatnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENEGAKKAN HUKUM dan KETELADANAN APARATNYA

Penegakan hukum yang harus dilakukan adalah penegakan hukum tanpa pandang bulu siapapun yang bersalah, siapapun yang melanggar harus dihukum. Aparat penegak hukum atau aparat pemerintah yang berwenang harus menjadi teladan utama dalam misi penegakan hukum di Indonesia, dan bukan malah mencederai visi penegakkan hukum dengan tidak bisa menjadi contoh atau tauladan dalam penegakan hukum. Sudah banyak para penegak hukum yang seharusnya menjadi panglima penegakkan hukum malah justru menjadi tersangka atau terdakwa dalam kasus- kasus yang tidak dibenarkan dalam aspek hukum yang ada di masyarakat. Banyaknya para penegak hukum yang notabenenya kebanyakan diantara mereka adalah para sarjana atau ahli- ahli hukum yang jelas menjadi garda utama dalam kewajiban penegakkan hukum banyak yang terjerat dan mempermainkan hukum demi kepentingan kelompok atau dirinya sendiri.
Kita merindukan sosok seorang polisi seperti Jenderal Hoegeng, Jaksa seperti Baharudin lopa, Hakim seperti Prof. Mahfudz MD, Dll, karena merekalah harapan- harapan rakyat terpenuhi dalam sisi penegakan hukum. Indonesia bisa keluar dari berbagai macam problematikan jika penegakkan hukum berjalan dengan baik.
Penegakkan hukum bukanlah sekedar penegakkan hukum secara legal normatif, tetapi penegakkan keadilan substantif. Karena keadilan bukanlah hanya sekedar hitam putih, legal formal, benar salah, namun lebih jauh dari pada itu yaitu norma- norma keadilan substantif. Seorang pejabat yang melakukan korupsi dana pembangunan dan kemakmuran rakyat harus mendapatkan hukuman yang berat dibandingkan dengan seorang pencuri yang mencuri ayam tetangga karena kelaparan. Seorang aparat penegak hukum jika mencuri harus mendapatkan hukuman yang lebih berat dibandingkan seorang karyawan pabrik yang mencuri susu untuk anaknya, walaupun kedua- duanya sama- sama melakukan kesalahan, tetapi pertimbangan- pertimbangan dan asas- asas keadilan perlu diperhatikan oleh aparat yang memproses hukumnya baik itu polisi, jaksa, maupun hakim. Akan tetapi realitas yang terjadi sekarang di indonesia bahwa penegakkan hukum nasibnya seperti Pisau, yaitu tajam kebawah, namun tumpul keatas. Kita harus merubah kawan..........!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline