Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Percakapan dengan Tanah

Diperbarui: 25 Juni 2021   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Pixabay.com

Hai Tanah
Kau nampak lembek sekali pagi ini
Setelah semalaman air hujan menggempur tanpa henti
Kaki terpeleset betapa licin seolah tak berarah kala melangkah

Hai Tanah
Kau menjadi saksi perjuangan
Benih-benih kecil yang tertimbun
Menjadi tanaman kecil yang bertumbuh

Hai Tanah
Kau pun menjadi tempat pondasi
Bangunan-bangunan gedung tinggi
Yang mungkin menyakiti

Hai Tanah
Di daerah tinggi kau menumpuk menjadi gunung
Tempat bersemayam segala makhluk
Pun aneka pohon dan hewan liar berkeliaran

Hai Tanah
Kau pun pernah meratap karena kekeringan
Retak di permukaan tak jua bersua
Air yang tumpah dari langit sangat kau nantikan

Hai Tanah
Ada pula yang mengeksploitasimu berlebihan
Untuk berbagai kegunaan menurut mereka
Sehingga tertinggal hanya bebatuan keras di tepian aliran sungai

Hai Tanah
Dalam rintihanmu kehilangan banyak kawan
Saat mereka ditebang tanpa penanaman kembali
Saat banjir menghempasmu ke mana saja

Hai Tanah
Semoga kami penghuni bumi
Mampu lebih menjaga dari hati
Kelestarianmu dalam bijaksana penggunaan yang bermanfaat

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
25 Juni 2021

Artikel ke-1606




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline