Lihat ke Halaman Asli

Arfiansah Buhari

HR practitioner

Tulisan Puisi untuk Demokrasi

Diperbarui: 3 Februari 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suara rakyat menggema di bilik suara, Harapan terukir di setiap coblosan. Demokrasi, pilar bangsa tercinta, Menantang badai, menuju harapan.

Namun, awan hitam menyelimuti, Penyimpangan aparat, mencederai nurani. Putusan MK, kontroversi mengantarkan, Dinasti politik, mewarnai jalanan.

Politik uang, menari di atas penderitaan, Kampanye hitam, membungkam kebenaran. Norma dan etika terkubur dalam ambisi, Demokrasi terluka, menanti pemulihan.

Di mana pena para penulis? Tintamu adalah pedang, kata-katamu adalah api. Bangkitlah, lukiskan realita, Suarakan kritik, tuntut perubahan.

Demokrasi bukan ilusi, Tetapi perjuangan tanpa henti. Mari bersatu, demi masa depan negeri, Tegakkan demokrasi, dengan pena dan nurani.

Bersama kita jaga demokrasi, Rawatlah dengan sepenuh hati. Demi Indonesia yang adil dan sejahtera, Di mana rakyat hidup dengan bahagia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline