Lihat ke Halaman Asli

Ardy Firmansyah

TERVERIFIKASI

Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

HRS, FPI dan Matinya Demokrasi

Diperbarui: 11 Desember 2020   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Habib Rizieq dan FPI ancaman Demokrasi? Sumber Kompas.com AFP/ADITYA SAPUTRA

Kasus Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan FPI-nya sangat ramai dibincangkan publik. Awal mulanya adalah terkait perkara "chat mesum". Ketika dipanggil polisi tentang hal itu, beliau malah kabur ke Arab Saudi.

Pendukungnya protes karena pemerintah seakan mendiskriminasi ulama. Lama berlalu, kasus tersebut seakan ditelan bumi, tidak ada yang mendengar dan menjadikannya bahan obrolan.

Akhirnya HRS muncul kembali dan mengumumkan kepulangannya dikala pandemi. Media memberitakan, publik pun ramai membicarakan. Kedatangannya saat itu disambut banyak orang. Wajar saja mungkin lama tak bertemu, namanya juga rindu.

Namun kedatangannya malah kembali membuat kasus baru, kerumunan. Kerumunan terjadi pada acara HRS yang diadakan di Petamburan, Jakarta Pusat.

Hal ini malah berbuntut panjang, ditambah lagi ketika enam anggota laskar FPI ditembak oleh pihak aparat, saat sedang mengawal HRS sekeluarga untuk melakukan pengajian.

Perlu diketahui juga HRS dan FPI memiliki ikatan yang kuat. Bahkan anggota FPI akan melakukan apa saja untuk melindungi HRS. Sebelumnya, dikabarkan ketika polisi akan menjemput paksa HRS, puluhan laskar FPI ternyata sudah menghadang dan menghalangi di Petamburan.

Dan terakhir, HRS sudah dijadikan tersangka bersama lima orang yang lain terkait kasus kerumunan di tengah pandemi, mengabaikan protokol kesehatan.

Saya jadi teringat tentang buku yang saya baca yakni "Bagaimana Demokrasi Mati".

Kemudian muncul ide untuk membahasnya, namun pembahasan ini tidak mencerminkan isi keseluruhan buku. Saya hanya mengutip beberapa yang relevan dari buku tersebut untuk membahas fenomena yang berkaitan dengan HRS dan FPI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline