Lihat ke Halaman Asli

Ardi Ardiyanto

Mahasiswa Doktoral

Menduga Potensi Penyebab Kecelakaan JT610 dengan Pendekatan Sistemik

Diperbarui: 2 November 2018   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pada beberapa kecelakaan penerbangan, ‘human error’ atas aksi sang pilot sering dijadikan kambing hitam. Hal tersebut bisa terjadi karena banyak yang beranggapan bahwa pilot adalah satu-satunya orang terdekat yang mengendalikan arah pesawat sebelum kecelakaan terjadi. 

Namun, jika kita melihat kecelakaan penerbangan menggunakan perspektif yang lebih luas yaitu dengan menerapkan pendekatan sistemik, pilot hanyalah salah satu elemen dari suatu sistem. 

Mereka saling berhubungan dengan elemen lain dari suatu sistem penerbangan seperti maskapai penerbangan, produsen pesawat terbang, pelatihan yang diterima pilot, dan air traffic controller.

 Tindakan mereka tidak independen tetapi saling terkait dengan tindakan elemen lain dari sistem tersebut. Oleh karena itu, bisa dipastikan bahwa kita tidak dapat mengatakan bahwa ‘human error’ adalah biang keladi dari setiap kecelakaan transportasi yang terjadi.

Berbicara tentang kecelakaan penerbangan Lion Air JT610 yang baru saja terjadi, saya cukup yakin bahwa kecelakaan ini tidak disebabkan oleh human error. Banyak interkoneksi yang dapat membuat kecelakaan ini terjadi.

 Interkoneksi tersebut dapat terbentuk dari hubungan dari elemen-elemen seperti maskapai penerbangan (Lion Air), produsen pesawat terbang (Boeing), pelatihan pilot, pemeliharan pesawat (maintenance), pesawat (Boeing 737 Max 8), air traffic controller, serta pilot dan co-pilot penerbangan tersebut. 

Dari semua elemen tersebut, pilot dan co-pilot hanyalah sharp-ends atau ujung terdepan dari semua interkoneksi yang ada. Hal tersebut mencerminkan bahwa mereka bukanlah penyebab dari kecelakaan ini. Sekali lagi, mereka hanyalah agen terdekat dari kecelakaan, karena kebetulan mereka mengendalikan pesawat pada saat kecelakaan terjadi.

Untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebab kecelakaan yang ada, mari kita analisis setiap interkoneksi yang ada.

Interkoneksi antara pilot dengan pelatihan
Baik pilot maupun co-pilot telah mencatat lebih dari 5000 flight hours. Namun, jika sebuah investigasi ingin melihat lebih lanjut interkoneksi antara pilot dengan pelatihan yang mereka terima, akan timbul suatu pertanyaan apakah pilot memiliki pelatihan yang cukup terhadap pesawat yang digunakan saat kecelakaan. Saat kecelakaan berlangsung, pembawa penumpang yang digunakan adalah Boeing 737 Max 8. 

Pesawat ini adalah pesawat jenis baru dan pertama kali diadopsi di dunia oleh Malindo Air, salah satu anak perusahaan dari Lion Air. Mengingat pesawat yang digunakan adalah pesawat jenis baru, pelatihan yang cukup sangatlah penting karena terkadang manusia memerlukan proses adaptasi ketika mereka harus bekerja dengan perangkat yang baru. Oleh karena itu, perlu ada investigasi apakah Lion Air atau elemen terkait telah memberikan pelatihan yang cukup kepada pilot tersebut.

Interkoneksi antara pilot dengan air traffic controller
Ada juga kemungkinan kecelakaan ini disebabkan oleh masalah komunikasi antara pilot dan petugas di air traffic controller. Pilot penerbangan JT610 adalah Bhavye Suneja, seorang warga negara India. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline