Lihat ke Halaman Asli

Ardi

Guru

PTS 1 Daring, Hasil Ujian atau Hasil Proses Belajar?

Diperbarui: 21 Oktober 2020   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: Pixabay

Seminggu telah berlalu dari berlangsungnya ujian penilaian tengah semester 1. Para siswa juga sudah menerima rapor hasil PTS 1. Ada yang memuaskan tapi ada juga yang mengecewakan. Lumrah! Unggul dan biasa saja pasti ada dalam penilaian kemampuan.

Ada yang berbeda pada pelaksanaan ujian PTS kali ini. Pelaksanaan ujian secara daring menaruh banyak kepercayaan pada siswa. Pasalnya, pengerjaan ujian yang dilakukan oleh siswa tanpa sepengetahuan guru.

Ujian bersifat pilihan berganda secara digital dengan waktu yang ditentukan. Jika waktu berakhir, maka tautan yang dibagikanpun akan tertutup dan siswa tak lagi dapat menjawabnya. Hasil itulah yang akan menghiasi isi rapornya.

Timbul masalah, siswa yang rajin hadir mengikuti pelajaran dan selalu tepat waktu mengumpulkan tugas malah bernilai rendah dibanding dengan siswa yang jarang hadir dan mengumpul tugas. Apa sebab?

Jika hasil rapor diambil secara objektif, yaitu hanya berpatok pada nilai ujian, tentu ini tidak fair karena akan membuat siswa yang lain merasa tidak dihargai. Tugas belajar yang selalu dikumpul tepat waktu tidak menjadi pundi nilai baginya. Kehadiran mengikuti pembelajaran juga tidak menjadi pundi nilai baginya.

Sementara siswa yang memenangkan ujian (baca: menjawab pertanyaan pada soal-soal ujian dengan benar) belum tentu itu murni darinya.

Lain cerita jika memang ia anak yang rajin juga pintar. Ini hanya dugaan dan tidak menjeneralisir semua siswa. Misalnya, ia melihat google untuk menjawab pertanyaan, atau bertanya pada orang sekitarnya yang mumpuni dalam materi tersebut, atau malah dikerjakan oleh pembimbing belajarnya di rumah.

Lantas, adilkah bagi siswa yang rajin namun tidak banyak menjawab benar pada soal ujian? Agaknya ini harus menjadi pertimbangan guru untuk memberikan nilai tambah pada siswa atas kehadirannya dan kedisiplinannya mengumpulkan tugas belajar.

Beberapa siswa shock ketika melihat nilai rapornya yang sangat rendah. Ini dapat berefek pada menurunnya kualitas belajar ke depannya. Ia berharap dengan disiplinnya ia menunaikan kewajiban, baik itu tugas maupun kehadiran, akan baik pulalah nilai yang ia dapat.

Jika guru beralasan nilai murni pada tengah semester ini untuk mendongkrak semangat belajarnya, maka perlu adanya informasi terkait hal ini sebelumnya yang telah disampaikan oleh orangtua siswa. Agar orangtua siswa dapat memberikan pemahaman pada anak, bahwa nilai tugas harian dan kehadiran akan diakumulasi pada ujian semester dan ujian akhir semester.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline