Lihat ke Halaman Asli

Aris Dany Setyawan

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Malu

Diperbarui: 1 September 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: galeri aris

Malu
Kumerasa malu, tersipu
Kala melihat diriku
Hanya bisa menciptakan sajak abu-abu
Menanam syair-syair penuh ambigu
Menyulut api seteru

Malu
Saat kuingat
Egoku yang begitu erat
Ingin menjadi seorang penyirat
Namun, kata-kata penuh amanat
Ku masih melarat
Yang ada....
Hanyalah sindiran bejat nan sesat

Malu
Saat ku melihat dia menulis puisi
Dengan intuisi yang tinggi
Sedangkan hamba ini
Harus mencari kata penuh arti
Menyalin sana-sini
Sekali lagi
Demi sebuah eksistensi
Dan jua ego sendiri

Aku malu
Saat karyaku disanjung
Sebab aku hanyalah penulis
seumuran jagung
Berkarya dalam pikiran bingung
Kata-katanya pun
Kadang tak nyambung

Kusungkan
Pada mereka, para sastrawan
Yang berkarya tanpa batasan
Menitih waktu bersama tulisan
Bersahabat dengan diksi-diksi menawan
Tak pernah haus akan pujian
Jika dibandingkan denganku
Yang seorang pendiksi amatiran
Yang selalu berharap sanjungan

Aduh..
Ku semakin malu
Tersipu
Tersapu
Ingin ku tutup saja mukaku

Malang,1 September 2020

#Salam dari seorang penulis amatiran




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline