Lihat ke Halaman Asli

Duniaku Bukanlah Duniamu

Diperbarui: 4 April 2019   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixabay.com

Cerita ini merupakan sebuah kisah perjalanan hidup saya sejak berusia remaja hingga dewasa. Dalam hidup kita semua memang memiliki yang namanya sebuah pengalaman yang pahit maupun manis.  Pada pengalaman yang saya cerikan kali ini adalah merupakan sebuah cerita yang nyata saya alami namun mungkin ada banyak teman - teman diluar sana yang mengalami hal yang sama dengan saya.  

Info Cerita

Judul Cerita : Duniaku Bukanlah Duniamu
Alur Cerita : Perjalanan Hidup
Kegunaan Cerita : Tidak ada dan tidak ada faedahnya.

Baiklah tidak perlu banyak basa basi lagi yuk disimak.

BAGIAN 1 : "Aku Ingin Seperti Mereka"

Pada tahun 2008 dimana hari setelah pindah tempat tinggal ku dari Sibolga ke Medan. Awalnya aku senang sekali karena aku dapat tinggal dikota dan dapat melihat banyak pemandangan indah. Rasa bangga itu selalu melekat didalam hatiku sehingga, sangat tidak terbayang bagaimana rasanya orang kampung tinggal di kota. Hari demi hari aku menikmati dunia ku, mengelilingi dunia baruku, melihat lihat  keindahan yang ada pada dunia baru ku, sangat indah rasanya. Namun, setelah beberapa bulan aku menikmati dunia baruku, rasa bangga itu seketika menghilang dari tubuhku, karena pengorbanan ku untuk menikmati dunia baru itu adalah berhenti sekolah.

Pada saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 4 SD, akibat pindah ini aku tidak dapat lagi menikmati indahnya bermain dengan teman - teman sekolah ku, tidak dapat menikmati kasih sayang dari guru lagi, tidak dapat menikmati pelajaran - pelajaran yang di berikan guru lagi. Ingin rasanya kembali duduk di bangku sekolah, namun karena keterbatasan ekonomi aku terpaksa hidup tanpa pendidikan.

Rasa Frustasi itu seketika menghantuiku, aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Dalam beberapa hari aku galau bagaikan tidak ada yang peduli padaku, dan pada akhirnya datang seseorang yang menghampiri ku. Beliau bertanya, mengapa kamu sedih? tidak, tidak ada kok. jawabku

Maukah kamu bermain dengan ku? dia bertanya.

Mau, sangat mau, memangnya kamu mau bermain bersama ku? jawabku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline