Lihat ke Halaman Asli

Penindasan India di Khasmir

Diperbarui: 11 September 2020   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Ketika Anda menemukan kata "KASHMIR". Anda mulai memikirkan taman yang indah, pegunungan yang tertutup salju dan pemandangan yang menakjubkan.
Tapi faktanya bahwa Kashmir adalah tempat di mana linangan darah, kebrutalan dan kebiadaban terjadi. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
,
Pada 27 Oktober 1947. Perdana Menteri India Pandit Jawaharl Nehru berjanji kepada rakyat Kashmir bahwa mereka akan diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri antara tetap bersama India, bergabung dengan Pakistan atau independen. Namun sampai hari ini, pemerintah India belum memberikan hak tersebut kepada rakyat Kashmir.

Setiap kali protes damai digelar selalu dibalas dengan tembakan senjata.

India telah menggunakan semua kekuatan dan cara untuk menumbangkan, mengintimidasi, dan menghancurkan penduduk Kashmir. India percaya bahwa kekerasan adalah simbol kemenangan dan bahwa "keadaan normal" bisa diterapkan melalui laras senjata. Pemerintah India akan melakukan apapun untuk mempertahankan Kashmir.

Pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir masih telah berlangsung sejak lama dan berlanjut sampai sekarang. Pelanggaran tersebut berkisar dari pembunuhan massal, penculikan, penyiksaan, pemerkosaan dan pelecehan seksual hingga penindasan politik dan kebebasan berbicara. Pelanggaran HAM digunakan sebagai senjata perang oleh Negara India melawan Muslim Kashmir.

Pemerintah India telah menempatkan setengah juta tentara  untuk menghancurkan gerakan damai Kashmir. Kashmir dianggap sebagai salah satu zona militerisasi di dunia.

Menurut laporan Human Right Organization bahwa tentara India telah melakukan penggerebekan malam hari, para pemuda ditangkap, dipukuli selama berjam-jam, teriakan mereka disiarkan via media sosial untuk didengar oleh tetangga dan keluarga mereka.

Mereka masuk ke rumah dan mencampur racun dan minyak tanah ke stok pangan musim dingin mereka. Internet berkecepatan tinggi telah dilarang di Kashmir sejak pencabutan status khusus Kashmir. Tentara India sepenuhnya bebas dari hukuman. Tidak ada yang bisa menutup mata tentang Muslim Kashmir.

Bayangkan jika seluruh kota Banda Aceh diisolasi  dan diberlakukan jam malam dibawah kalawalan ratusan ribu tentara. Bayangkan jika jalan-jalan kota Anda dipetakan ulang sebagai pos interogasi dan penyiksaan. Sungguh suatu kondisi yang sangat menyedihkan

Pemblokiran internet  jangka panjang selalu dilakukan bahkan sampai berbulan bulan untuk memutus komunikasi internal dan eksternal sehingga dunia-luar tidak ada yang tau apa sebenarnya yang terjadi di Kashmir. Bayangkan bank dan sekolah ditutup, anak-anak terkunci di rumah mereka. Bagaimana perasaan Anda?
India telah mengultimatum orang-orang Kashmir bahwa menyerah adalah satu-satunya  pilihan. Tidak ada bentuk perlawanan yang dapat diterima: kekerasan atau tanpa kekerasan, tertulis, atau lisan. Sementara itu ribuan penganut Hindu fanatik telah diberikan izin tinggal di Kashmir untuk mengubah status demografi Kashmir.

Merupakan tanggung jawab negara-negara Muslim untuk menekan India agar menghentikan barbarisme dan penindasan di Kashmir. Jelas sekarang bahwa pemerintah fanatik Hindu India sedang dalam proses untuk mengubah demografi Kashmir, mereka mulai mengubah nama kota. Bahkan Genocide Watch telah memperingatkan pembersihan etnis, agama, dan ras Muslim Kashmir oleh militer dan paramiliter India. Di masa depan, mereka akan membunuh lebih banyak orang, memaksa mereka akan mengungsi dan melarikan diri dari Kashmir. India menggunakan strategi yang sama dengan Myanmar di Kashmir.

Jika negara-negara Muslim tidak menekan India untuk menghentikan barbarisme dan penindasan di Kashmir, maka orang Kashmir akan kehilangan status tanpa kewarganegaraan, menjadi tunawisma karena terusir dari tanah dan rumahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline