Mohon tunggu...
Aqib Farooq Mir
Aqib Farooq Mir Mohon Tunggu... Penulis - Writer.

Hello, my name is Aqib, and I hold a Master's degree in Commerce. Despite my academic background, my true passion lies in the areas of geopolitics, politics, and Islamic history. I regularly write about these topics, and I would be delighted to share my insights with you. If you're interested in learning more about Islamic history and keeping up with current global events, I invite you to follow my lead.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penindasan India di Khasmir

11 September 2020   23:40 Diperbarui: 11 September 2020   23:39 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Ketika Anda menemukan kata "KASHMIR". Anda mulai memikirkan taman yang indah, pegunungan yang tertutup salju dan pemandangan yang menakjubkan.
Tapi faktanya bahwa Kashmir adalah tempat di mana linangan darah, kebrutalan dan kebiadaban terjadi. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
,
Pada 27 Oktober 1947. Perdana Menteri India Pandit Jawaharl Nehru berjanji kepada rakyat Kashmir bahwa mereka akan diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri antara tetap bersama India, bergabung dengan Pakistan atau independen. Namun sampai hari ini, pemerintah India belum memberikan hak tersebut kepada rakyat Kashmir.

Setiap kali protes damai digelar selalu dibalas dengan tembakan senjata.

India telah menggunakan semua kekuatan dan cara untuk menumbangkan, mengintimidasi, dan menghancurkan penduduk Kashmir. India percaya bahwa kekerasan adalah simbol kemenangan dan bahwa "keadaan normal" bisa diterapkan melalui laras senjata. Pemerintah India akan melakukan apapun untuk mempertahankan Kashmir.

Pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir masih telah berlangsung sejak lama dan berlanjut sampai sekarang. Pelanggaran tersebut berkisar dari pembunuhan massal, penculikan, penyiksaan, pemerkosaan dan pelecehan seksual hingga penindasan politik dan kebebasan berbicara. Pelanggaran HAM digunakan sebagai senjata perang oleh Negara India melawan Muslim Kashmir.

Pemerintah India telah menempatkan setengah juta tentara  untuk menghancurkan gerakan damai Kashmir. Kashmir dianggap sebagai salah satu zona militerisasi di dunia.

Menurut laporan Human Right Organization bahwa tentara India telah melakukan penggerebekan malam hari, para pemuda ditangkap, dipukuli selama berjam-jam, teriakan mereka disiarkan via media sosial untuk didengar oleh tetangga dan keluarga mereka.

Mereka masuk ke rumah dan mencampur racun dan minyak tanah ke stok pangan musim dingin mereka. Internet berkecepatan tinggi telah dilarang di Kashmir sejak pencabutan status khusus Kashmir. Tentara India sepenuhnya bebas dari hukuman. Tidak ada yang bisa menutup mata tentang Muslim Kashmir.

Bayangkan jika seluruh kota Banda Aceh diisolasi  dan diberlakukan jam malam dibawah kalawalan ratusan ribu tentara. Bayangkan jika jalan-jalan kota Anda dipetakan ulang sebagai pos interogasi dan penyiksaan. Sungguh suatu kondisi yang sangat menyedihkan

Pemblokiran internet  jangka panjang selalu dilakukan bahkan sampai berbulan bulan untuk memutus komunikasi internal dan eksternal sehingga dunia-luar tidak ada yang tau apa sebenarnya yang terjadi di Kashmir. Bayangkan bank dan sekolah ditutup, anak-anak terkunci di rumah mereka. Bagaimana perasaan Anda?
India telah mengultimatum orang-orang Kashmir bahwa menyerah adalah satu-satunya  pilihan. Tidak ada bentuk perlawanan yang dapat diterima: kekerasan atau tanpa kekerasan, tertulis, atau lisan. Sementara itu ribuan penganut Hindu fanatik telah diberikan izin tinggal di Kashmir untuk mengubah status demografi Kashmir.

Merupakan tanggung jawab negara-negara Muslim untuk menekan India agar menghentikan barbarisme dan penindasan di Kashmir. Jelas sekarang bahwa pemerintah fanatik Hindu India sedang dalam proses untuk mengubah demografi Kashmir, mereka mulai mengubah nama kota. Bahkan Genocide Watch telah memperingatkan pembersihan etnis, agama, dan ras Muslim Kashmir oleh militer dan paramiliter India. Di masa depan, mereka akan membunuh lebih banyak orang, memaksa mereka akan mengungsi dan melarikan diri dari Kashmir. India menggunakan strategi yang sama dengan Myanmar di Kashmir.

Jika negara-negara Muslim tidak menekan India untuk menghentikan barbarisme dan penindasan di Kashmir, maka orang Kashmir akan kehilangan status tanpa kewarganegaraan, menjadi tunawisma karena terusir dari tanah dan rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun