Lihat ke Halaman Asli

Mina Apratima Nour

:: Pluviophile & Petrichor ::

Puisi | Ruang Tak Bertuan

Diperbarui: 29 November 2019   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(image: saatchi art)

 

ada ruang tak bertuan
tempat melepas segala kertau,
merangkai ayat-ayat terlarang
sabda tentang Adam dan Hawa setelah telanjang berlumur dosa karena setan

***
sejatinya ruang itu sepi tanpa penghuni
ayat-ayat mempersetubuhi dirinya sendiri
beranak-pinak,
lahir dari rahim haram pendosa yang gelisah akibat resah,
kala setan mengelabui jemala dengan jenaka
lalu meninggalkan jejak-jejak suram kelak mereka bilang itu cinta

***

cinta?
mereka tahu apa tentang cinta?
ketika Adam dan Hawa mencicip sepotong Khuldi,
di kelopak merah muda tempat setan bersembunyi
mereka tahu apa tentang cinta?
ketika Tuhan memperlatakan Adam dan Hawa pada mayapada
lalu telanjang,
tak punya apa-apa

***

ah,nyatanya ruang sepi sudah terjelajahi
ternyata engkau diam-diam merasuk rumpang imaji,
lalu menjelma fantom yang sangat ingin kucumbui......

***

selamat datang, di ruang tak bertuan,
wahai engkau, Tuan!
renjanaku yang tanpa masa depan......


- Jakarta, 09 Oktober 2019 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline