Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ruang Tak Bertuan

29 November 2019   13:47 Diperbarui: 29 November 2019   14:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: saatchi art)

 

ada ruang tak bertuan
tempat melepas segala kertau,
merangkai ayat-ayat terlarang
sabda tentang Adam dan Hawa setelah telanjang berlumur dosa karena setan

***
sejatinya ruang itu sepi tanpa penghuni
ayat-ayat mempersetubuhi dirinya sendiri
beranak-pinak,
lahir dari rahim haram pendosa yang gelisah akibat resah,
kala setan mengelabui jemala dengan jenaka
lalu meninggalkan jejak-jejak suram kelak mereka bilang itu cinta

***

cinta?
mereka tahu apa tentang cinta?
ketika Adam dan Hawa mencicip sepotong Khuldi,
di kelopak merah muda tempat setan bersembunyi
mereka tahu apa tentang cinta?
ketika Tuhan memperlatakan Adam dan Hawa pada mayapada
lalu telanjang,
tak punya apa-apa

***

ah,nyatanya ruang sepi sudah terjelajahi
ternyata engkau diam-diam merasuk rumpang imaji,
lalu menjelma fantom yang sangat ingin kucumbui......

***

selamat datang, di ruang tak bertuan,
wahai engkau, Tuan!
renjanaku yang tanpa masa depan......


- Jakarta, 09 Oktober 2019 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun