Lihat ke Halaman Asli

Annisa Paramita

Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang

Gaji Naik, Tetap Miskin ? Cermin Rapuh Kelas Menengah Indonesia 2025

Diperbarui: 24 September 2025   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Inflasi di Atas Kertas, Derita di Pasar
Statistik resmi memang indah dibaca. Inflasi 2024 hanya 1,57 persen, terendah sepanjang sejarah. Tetapi siapa di antara kita yang benar-benar merasakannya? Saat beras melonjak 8,47 persen, saat minyak goreng dan telur tidak lagi terjangkau, apa gunanya angka cantik itu?

Upah yang Tak Pernah Mengejar Harga
Kenaikan gaji ASN rata-rata hanya 6,5 persen dalam lima tahun terakhir. UMR sekitar 4,9 persen per tahun. Bahkan sebagian besar pekerja informal, sekitar 59 persen dari tenaga kerja kita, sama sekali tidak tahu apa itu "kenaikan gaji".

Perusahaan Untung, Pekerja Tertinggal
Perusahaan berdalih biaya produksi naik. Namun mari jujur, laporan keuangan mereka menunjukkan laba tetap meningkat dan dividen terus mengalir. Lantas, kenapa pekerja hanya diberi remah kenaikan upah?

Kebijakan yang Terlalu Teknis, Rakyat yang Terlalu Lelah
Negara sering menjadikan inflasi umum sebagai dasar kebijakan. Padahal yang menghantam perut rakyat adalah inflasi pangan. Mengapa angka yang menyenangkan investor lebih dipercaya dibanding suara pasar tradisional yang riuh dengan keluhan?

Kelas Menengah dalam Paradoks
Hari ini mereka digadang sebagai tulang punggung ekonomi, penyumbang pajak terbesar, motor konsumsi domestik. Namun kenyataannya dibiarkan terjepit. Mereka tidak miskin secara statistik, tetapi miskin dalam rasa.

Pertanyaan yang Menggantung
Untuk siapa sebenarnya ekonomi ini bergerak? Apakah hanya untuk grafik di layar presentasi pejabat, atau untuk rakyat yang setiap hari berjuang agar dapurnya tetap mengepul? Jika kelas menengah terus melemah, jangan salahkan mereka bila suatu saat kehilangan kepercayaan. Dan kepercayaan yang hilang jauh lebih berbahaya daripada inflasi berapa pun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline