Lihat ke Halaman Asli

anindra citra

Mahasiswa

Achmad Soebardjo, Pemersatu Dua Generasi Perjuangan

Diperbarui: 24 September 2025   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh
nasional yang mampu mempersatukan berbagai golongan dengan pandangan berbeda. Salah satu
tokoh penting tersebut adalah Ahmad Soebarjo, seorang diplomat ulung yang berperan besar
dalam menjembatani komunikasi antara golongan tua dan golongan muda menjelang Proklamasi
17 Agustus 1945.

Ahmad Soebarjo lahir pada 23 Maret 1896 di Karawang, Jawa Barat. Ia merupakan bungsu dari
empat bersaudara, anak pasangan Teuku Jusuf dan Wardinah. Ia menempuh pendidikan tinggi di
Belanda dan meraih gelar Meester in de Rechten (Mr.) di bidang hukum dari Universitas Leiden.
Semasa belajar, ia aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Perhimpunan
Indonesia, yang mempertemukan mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk memperjuangkan
kemerdekaan. Setelah kembali ke tanah air, Ahmad Soebarjo dikenal sebagai seorang diplomat
dan penasihat yang memiliki jaringan luas dengan tokoh pergerakan maupun pihak Jepang. Ia
juga terlibat dalam berbagai perundingan penting, baik sebelum maupun sesudah proklamasi, dan
kelak diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pertama Republik Indonesia.

Momen terpenting dalam perjalanan Ahmad Soebarjo terjadi menjelang proklamasi. Pada 14
Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu. Bagi kaum muda, ini berarti
kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Namun, terdapat perbedaan pandangan antara
golongan tua (yang lebih berhati-hati, seperti Soekarno dan Hatta) dengan golongan muda
(seperti Chaerul Saleh, Wikana, dan Sukarni) yang mendesak agar proklamasi segera
dilaksanakan tanpa menunggu janji Jepang. Golongan Muda ingin proklamasi dilakukan
secepatnya setelah Jepang menyerah kepada Sekutu. Sementara itu Golongan Tua cenderung
menunggu waktu yang lebih tepat agar tidak menimbulkan konflik bersenjata besar dengan pihak
Jepang.


Ketegangan mencapai puncaknya saat golongan muda "menculik" Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Dalam
situasi krisis ini, Ahmad Soebarjo tampil sebagai penengah. Ia berunding dengan para pemuda
dan berhasil meyakinkan mereka bahwa proklamasi akan segera dilakukan di Jakarta. Ahmad
Soebarjo memberikan jaminan pribadi bahwa proklamasi tidak akan ditunda lebih lama dari 17
Agustus 1945. Sikapnya yang diplomatis dan penuh wibawa membuat kedua belah pihak bisa
mencapai titik temu. Berkat peran Ahmad Soebarjo inilah Soekarno dan Hatta akhirnya dibawa
kembali ke Jakarta, dan pada pagi hari 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia
dibacakan.

Setelah Indonesia merdeka, Ahmad Soebarjo diangkat sebagai Menteri Luar Negeri pertama
Republik Indonesia. Ia juga berperan penting dalam diplomasi internasional, terutama
memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia di dunia. Karier panjangnya di bidang
diplomasi menegaskan reputasinya sebagai negosiator ulung. Ia wafat pada 15 Desember 1978 di
Jakarta, meninggalkan warisan besar dalam sejarah bangsa.


Nama Ahmad Soebarjo mungkin tidak selalu setenar Soekarno atau Hatta, tetapi perannya sangat
menentukan. Ia membuktikan bahwa kemerdekaan tidak hanya lahir dari semangat revolusi,
tetapi juga dari kemampuan untuk menyatukan perbedaan. Sebagai diplomat sekaligus penengah,
Ahmad Soebarjo menorehkan jejak emas dalam sejarah, menjadi jembatan antara golongan muda
dan tua, serta memastikan proklamasi dapat terlaksana pada waktunya.


REFERENSI


Rohadi, Roni, dan Hendra Kurniawan. "Peran Ahmad Subardjo dalam Perjuangan Kemerdekaan
Indonesia (1942--1948)." Historia Vitae, vol. 1, no. 1, 2021, pp. 1--15.
Universitas Sanata Dharma.


Febrianti, Bella. "Peristiwa Rengasdengklok Menjadi Pembuka Kemerdekaan Indonesia."
JEJAK: Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah, vol. 4, no. 2, 2024, pp. 20--31. Universitas Jambi.


"Biografi Achmad Soebardjo, Salah Satu Perumus Teks Proklamasi Kemerdekaan." Kompas
Regional, 2 Agustus 2022, https://regional.kompas.com/read/2022/08/02/171049178/biografi-
achmad-soebardjo-salah-satu-perumus-teks-proklamasi-kemerdekaan?page=all.


"Peranan Achmad Soebardjo dalam Peristiwa Rengasdengklok." Kompas Stori, 14 Juni 2023,
https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/14/170000079/peranan-achmad-soebardjo-dalam-
peristiwa-rengasdengklok

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline