Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Darurat Sampah: Apa Peran Kita?

Diperbarui: 23 September 2025   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kontribusi apa yang bisa diberikan untuk lingkungan?
"Lingkungan punya nyawa, rawatlah seperti dirimu sendiri"

Lingkungan dan manusia dapat dianalogikan seperti sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lain. Apabila kita berbicara mengenai sistem pernapasan, maka hidung, tenggorokan, paru-paru dan organ lainnya dipastikan tidak dapat terpisahkan dan memiliki fungsi masing-masing. Analogi ini menekankan bahwa manusia dan lingkungan juga merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Manusia termasuk kedalam komponen biotik dan lingkungan termasuk kedalam komponen abiotik.  Dalam relasinya dengan kehidupan manusia, seringkali lingkungan mengalami kerusakan dan penurunan mutu. Salah satu kontributor kerusakan tersebut adalah masalah sampah.

Indonesia adalah negara dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi yang mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Pola  konsumsi masyarakat secara tidak langsung menimbulkan jenis sampah yang beragam, salah satunya sampah kemasan berbahaya yang sulit di urai secara alami. Selama ini, masyarakat mengelola sampah dengan pendekatan end-of-pipe, yaitu semua sampah rumah tangga dikumpulkan, diangkut, kemudian dibuang ke tempat pemrosesan akhir di satu lokasi. Pendekatan tersebut mengakibatkan timbunan sampah dengan volume yang besar sehingga berpotensi melepas gas metan (CH4) yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global.

Saya sering melewati lokasi yang menjadi tempat penimbunan sampah rumah tangga. Beberapa lokasi saya nilai tidak layak sebagai tempat pembuangan sampah, seperti tanah kosong yang tidak dihuni atau lokasi yang memiliki aliran air. Kebiasaan membuang sampah sembarangan seringkali dimulai dari satu individu dan kemudian diikuti oleh masyarakat lain lalu menciptakan masalah yang lebih besar. Dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, sebuah platform digital yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pulau Jawa memberikan kontribusi timbunaan sampah tertinggi dibandingkan pulau lain di indonesia. Pembuangan dan penimbunan sampah sembarangan memberi dampak negatif bagi stabilitas lingkungan. Apabila lingkungan rusak, kelangsungan hidup masyarakat pun akan terancam. Sampah yang dibuang dan ditimbun di lokasi yang salah, misalnya lokasi air mengalir, sangat berdampak bagi kesehatan masyarakat. Air mengalir adalah instrumen yang cepat dalam menyebarkan kuman penyakit. Penyakit yang paling sering dialami akibat pencemaran air adalah diare. Sampah merupakan masalah yang krusial yang memerlukan perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat dalam hal ini bukan hanya komponen rumah tangga, tetapi juga pemerintah.

Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Setiap individu memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sampah, dimulai dari tindakan sederhana di lingkup rumah tangga. Sampah yang kita hasilkan sehari-hari, dari kemasan makanan hingga barang bekas, memiliki dampak langsung terhadap kesehatan lingkungan dan kesejahteraan kita. Pendekatan pengelolaan sampah yang konvensional, seperti hanya mengumpulkan dan membuangnya ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), telah terbukti tidak memadai. Penumpukan sampah dalam volume besar berpotensi melepaskan gas metana (CH4) yang berkontribusi pada pemanasan global, serta mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya mengancam kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perubahan harus dimulai dari kesadaran dan partisipasi aktif setiap individu. Salah satu metode yang paling efektif dan mudah diterapkan adalah prinsip 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle.

3R (Reduce, Recycle, Reuse)
"Sampah bisa punya nilai guna kalau kamu tidak pandang sebelah mata"

Pengelolaan sampah merupakan kewajiban semua orang, khususnya rumah tangga, sebab sampah yang seharusnya dibawa ke TPA adalah sampah residu yang tidak dapat diolah lagi. Metode 3R pasti sering berseliweran dikalangan masyarakat. 3R merupakan metode pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah di lokasi tempat pembuangan sampah. Metode ini sangat sederhana dan dapat diterapkan secara mandiri oleh masyarakat. Mari kita pahami lebih dalam.

  • Reduce (mengurangi) artinya tindakan untuk mengurangi volume sampah, contohnya membawa tas belanja dan tempat minum sendiri untuk mengurangi produk sekali pakai.

  • Reuse (memanfaatkan kembali) artinya memanfaatkan kembali sampah yang ada dengan fungsi yang sama maupun fungsi berbeda, contohnya memanfaatkan kaleng bekas dan mengolahnya menjadi wadah alat tulis atau pot bunga.

  • Recycle (mendaur ulang) artinya mengolah sampah menjadi produk baru yang bernilai dan bermanfaat, contohnya mengolah kertas bekas menjadi kerajinan tangan estetik

Peran Pemerintah sebagai Penggerak dan Fasilitator

Meskipun partisipasi aktif masyarakat sangat vital, upaya ini tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan sistemik dari pemerintah. Pemerintah berperan sebagai penggerak yang menciptakan ekosistem kondusif bagi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Peran ini bisa diwujudkan melalui tiga pilar utama: edukasi, penyediaan fasilitas, dan kebijakan. Pertama, pemerintah dapat meningkatkan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tepat, tidak hanya pada metode 3R, tetapi juga pada bahaya kesehatan dan lingkungan dari penumpukan sampah. Program edukasi yang terstruktur dan masif, misalnya melalui sekolah atau kampanye publik, dapat membentuk perilaku masyarakat sejak dini. Kedua, pemerintah harus memastikan ketersediaan fasilitas yang memadai. Tempat penampungan sampah yang tertata, sarana pengangkutan yang efisien, dan fasilitas daur ulang modern adalah kuncinya. Dengan infrastruktur yang baik, masyarakat akan lebih termotivasi untuk memilah dan mengelola sampahnya dengan benar, karena mereka tahu ada tempat yang tepat untuk memprosesnya. Terakhir, peran pemerintah juga sangat penting dalam merumuskan dan menegakkan kebijakan yang mendukung pengelolaan sampah. Kebijakan yang ketat terkait pembuangan sampah sembarangan, insentif bagi industri yang menerapkan prinsip 3R, serta regulasi yang membatasi penggunaan produk sekali pakai, dapat mendorong perubahan perilaku yang signifikan di semua lapisan masyarakat.

Metode 3R merupakan salah satu upaya perbaikan kondisi lingkungan yang melibatkan peran aktif masyarakat. Sebagai kaum informan sejati, kita bisa memberikan kontribusi kecil untuk mendukung penyebaran edukasi 3R. Tidak perlu sampai keliling dunia, cukup menyebarkan edukasi kepada sekeliling kita, keluarga, sahabat, atau pasangan.  Saya percaya segala sesuatu yang dimulai dari diri sendiri secara sadar dapat memberikan kontribusi besar bagi lingkungan yang sehat. 

Saatnya kita bergerak mengusahakan lingkungan yang lebih sehat!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline