Di sebuah sudut kota yang damai, tersembunyi sebuah gereja yang dikenal dengan sebutan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Kayu Tangan. Gereja ini bukan hanya tempat ibadah bagi umat Kristiani, tetapi juga simbol perdamaian, kerukunan, dan toleransi antar umat beragama. Pada tahun ini, gereja ini kembali menjadi saksi perayaan Idul Fitri yang penuh berkah, ketika biarawan dan biarawati,(ALMA,KARMEL,CP,PIJ,PROJO,MahasiswaUM)mempersiapkan tempat untuk menyambut umat Muslim merayakan hari kemenangan mereka.(Malang,31 Maret 2025)
Perayaan Idul Fitri yang sering dianggap sebagai momen yang sangat sakral dan penuh kebahagiaan bagi umat Muslim, kini dirayakan dengan cara yang berbeda. Dalam tradisi yang kian berkembang, gereja ini membuka pintunya lebar-lebar, memberikan ruang untuk umat Muslim merayakan hari kemenangan mereka bersama biarawan dan biarawati yang dengan tulus menyambut mereka. Sebuah pemandangan yang sangat mengesankan, di mana dua komunitas agama yang berbeda bersatu dalam semangat perdamaian.
Sejak pagi hari, gereja yang terletak di kawasan yang tenang ini mulai dipersiapkan oleh para biarawan dan biarawati. Mereka dengan hati penuh sukacita menghias halaman gereja, menyiapkan tempat duduk, dan memastikan semua fasilitas siap untuk menyambut umat Muslim. Semangat kebersamaan terlihat jelas, meskipun mereka berasal dari latar belakang agama yang berbeda, mereka bekerja bersama untuk mewujudkan kebahagiaan bersama.
Biarawan dan biarawati ini tahu betul bahwa toleransi antar umat beragama bukan hanya sebuah ajaran, melainkan juga sebuah tindakan nyata yang harus diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan tempat yang nyaman dan aman bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di halaman Gereja Kayu Tangan.
Saat persiapan sudah hampir selesai, biarawan dan biarawati saling berdiskusi, berbagi pengalaman, dan merenung sejenak tentang betapa indahnya melihat umat Muslim merayakan Idul Fitri di tempat yang biasanya digunakan untuk beribadah oleh umat Kristiani. Mereka pun menyadari bahwa sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan adalah bagian dari kasih yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
Begitu waktu shalat Idul Fitri tiba, suasana di Gereja Kayu Tangan mulai berubah menjadi lebih hidup.Umat Muslim yang mengenakan pakaian baru berwarna cerah, dengan senyum lebar, mulai berdatangan. Mereka merasa sangat diterima dan dihargai, meskipun berada di lingkungan yang bukan milik mereka. Biarawan dan biarawati dengan penuh perhatian menyambut mereka, membimbing mereka ke tempat yang telah dipersiapkan untuk beribadah.
Suasana kehangatan dan kebersamaan terasa sangat kental. Biarawan dan biarawati turut berdoa dalam hati, berdoa agar perayaan Idul Fitri ini membawa kedamaian, bukan hanya untuk umat Muslim, tetapi juga bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang perbedaan agama. Mereka berharap perayaan ini dapat semakin mempererat hubungan antar umat beragama.
Seiring dengan khusyuknya shalat Idul Fitri yang dipimpin oleh seorang imam, biarawan dan biarawati berdiri di samping, dengan penuh rasa hormat. Mereka menyaksikan umat Muslim berdoa, menyerahkan diri kepada Allah, dan memohon ampunan-Nya setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa. Beberapa biarawan bahkan terlihat mengusap airmata mereka, tersentuh oleh kesederhanaan dan ketulusan doa umat Muslim.
Setelah shalat, umat Muslim duduk bersama untuk saling bersalam-salaman dan berbagi kebahagiaan. Biarawan dan biarawati yang hadir juga ikut dalam kebersamaan ini, memberikan ucapan selamat kepada umat Muslim. Teriakan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" mengisi udara, disertai dengan senyuman yang tulus. Semua merasa seolah-olah berada dalam sebuah keluarga besar yang saling mendukung dan menguatkan.
Tak hanya itu, sebagai bentuk penghormatan dan persaudaraan, biarawan dan biarawati juga menyiapkan hidangan khas Lebaran yang lezat, seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue kering. Mereka dengan senang hati membagikan hidangan-hidangan tersebut kepada umat Muslim yang hadir, sebagai simbol persaudaraan yang tulus dan ikhlas. Makanan yang disiapkan dengan cinta ini semakin menambah kehangatan suasana.