Lihat ke Halaman Asli

Andong dan Becak sebagai Sarana Transportasi Wisatawan di Malioboro Yogyakarta

Diperbarui: 21 Desember 2018   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang menjadi tujuan tempat wisatawan. Salah satu daerah di Yogyakarta yang menjadi wahana pusat belanja mulai dari wisatawan lokal maupun mancanegara berdatangan mengunjungi tempat tersebut, yaitu Malioboro. 

Malioboro merupakan jantung Kota Yogyakarta, yang mana di kawasan tersebut terpusat segala kegiatan pelayanan baik barang maupun jasa. Malioboro pun menjadi pusat perekonomian, pemerintahan, dan wisata di Kota Yogyakarta.

Disamping itu Malioboro juga terdapat transportasi yang unik dan tradisional, transportasi tersebut mungkin sudah hampir tidak ada di kota-kota di Indonesia, transportasi tersebut adalah andong dan becak. Andong dan becak menjadi icon transportasi di Yogyakarta sehingga andong dan becak menjadi daya tarik tersendiri di mata wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. 

Dari hasil wawancara dengan ketua paguyuban andong serta beberapa pak kusir dan becak pada tanggal 18 November 2015 andong dan becak selalu menjadi sarana transportasi yang unik dan tradisional.

Andong dan becak merupakan transportasi tradisional yang tetap dipertahankan untuk beroperasi di kota Yogyakarta khususnya kawasan wisata Malioboro. Selain sebagai angkutan penumpang, di kawasan Malioboro andong dan becak diarahkan sebagai transportasi wisata guna mendukung berbagai kegiatan wisatawan. 

Keunikan dan kekhasan andong dan becak menjadikannya bukan hanya transportasi biasa melainkan sudah merupakan bagian dari atraksi wisata yang cukup digemari wisatawan di Kawasan Malioboro.

Akan tetapi, transportasi andong dan becak memiliki permasalahan di balik daya tariknya yang luar biasa bagi wisatawan. Hasil sementara wawancara kami kepada beberapa wisatawan lokal dan mancanegara pada hari Rabu tanggal 18 November 2015, mereka mengeluhkan bahwa tarif andong dan becak sangat mahal, untuk andong mencapai Rp 80.000 untuk tujuan dari Toko Progo hingga Jalan Tukangan yang jaraknya tidak terlalu jauh, atau Rp 50.000 dari Taman Pintar hingga ke Jalan Malioboro. 

Tarif tersebut lebih mahal dibanding naik taxi. Sedangkan becak untuk berkeliling saja disekitar malioboro dikenakan tarif Rp 20.000, belum lagi kalau diantar ke tempat oleh-oleh seperti bakpia dll.

Berdasarkan pemaparan di atas, kami ingin mengetahui mengenai minat wisatawan terhadap andong dan becak. Sehingga dapat diketahui faktor apa saja yang membuat wisatawan berminat terhadap andong dan becak. Kami melakukan survei langsung ke tempat wisata di Yogyakarta yang menjadi pusat dari transportasi andong dan becak tersebut, misalnya Malioboro-Km 0, Kraton, Alunalun, Taman sari dan tempat wisata lainya. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya mengenai persepsi wisatawan terhadap transportasi wisata andong dan becak yang dilakukan oleh Maarif pada tahun 2014, adalah harga dan pelayanan.

Hasil Analisa

1. Alasan mengapa andong dan becak menjadi sarana transportasi tradisional yang dipertahankan di Yogyakarta.
Indonesia mempunyai banyak sejarah dan kultul kebudayaan tradisional, seperti alat transportasinya. Transportasi darat seperti. andong, becak, dan sepeda. Andong mempunyai kategori sebutan lain seperti: delman, dokar, bendi, cidomo dan sado. Bedanya, andong mempunyai empat roda, sedangkan yang lain seperti becak hanya mempunyai tiga roda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline