Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

Tyrtaeus: Penyair Luar Biasa yang Menginspirasi Para Pejuang Sparta Kuno

Diperbarui: 16 Agustus 2025   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ancient greek spartan warrior by laietano on DeviantArt (www.deviantart.com)

Dalam sejarah panjang dunia Yunani kuno, banyak tokoh besar yang meninggalkan jejak melalui kemenangan militer atau gagasan filsafat. Namun, di antara tokoh-tokoh besar seperti Homer atau Pythagoras, nama Tyrtaeus hadir sebagai sosok yang berbeda. Ia tidak mengukir namanya melalui pedang yang tajam ataupun argumen yang rumit, melainkan melalui kekuatan kata-kata

Di tengah masyarakat Sparta yang terkenal militeristik, Tyrtaeus berdiri sebagai penyair yang tidak hanya menulis, tetapi membakar semangat dan membentuk identitas kolektif sebuah bangsa. 

Artikel ini akan membahas bagaimana puisi Tyrtaeus menjelma sebagai senjata moral, memperkuat karakter para prajurit, dan menghidupkan suatu paradoks indah di negara yang lebih percaya pada tombak daripada pena.

Siapa Tyrtaeus? Penyair di Tengah Negara Prajurit

Tyrtaeus diperkirakan hidup pada abad ke-7 SM, tepatnya pada masa Perang Messenia Kedua. Saat itu, Sparta sedang berada dalam situasi yang genting akibat pemberontakan besar dari para helot, yakni penduduk wilayah Messenia yang dijadikan budak oleh Sparta. 

Dalam kondisi penuh ketegangan ini, Tyrtaeus bukan muncul sebagai jenderal penuh strategi, melainkan sebagai penyair, seseorang yang membawa kata-kata sebagai senjata utamanya.

Menurut tradisi kuno, Tyrtaeus sebenarnya berasal dari Athena. Ia disebut-sebut dikirim ke Sparta bukan sebagai bantuan, melainkan sebagai semacam “lelucon” atau ejekan. Konon, Athena mengirim seorang penyair cacat yang dianggap tidak berguna untuk membantu Sparta. 

Ironisnya, puisi-puisi Tyrtaeus justru membangkitkan moral dan menjadikan Sparta kembali solid sehingga mampu memenangkan perang. Tyrtaeus menulis dalam bentuk puisi elegi dan anapestik, bentuk yang biasanya dinyanyikan oleh pasukan hoplite saat mereka berbaris menuju medan perang.

Puisi Sebagai Senjata: Membangkitkan Semangat Juang

Salah satu puisi paling terkenal yang ditulis Tyrtaeus berbunyi:

            

         “Lebih indah mati di medan perang demi tanah air,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline