Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

The String Theory: Upaya Menjelaskan Hakikat Realitas dengan Dawai yang Bergetar

Diperbarui: 6 Juli 2025   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: String Theory Explained: A Basic Guide to String Theory - 2025 -(www.masterclass.com)

Pernahkah kita membayangkan bahwa seluruh alam semesta, termasuk diri kita, bintang-bintang, hingga ruang dan waktu, bukan terdiri dari partikel-partikel kecil seperti bola kecil, melainkan dari benang-benang halus yang bergetar? 

Inilah gambaran berani yang diajukan oleh teori dawai atau String Theory. Teori ini bukan hanya salah satu gagasan paling radikal dalam fisika modern, tapi juga membuka pintu untuk merenungkan makna realitas itu sendiri.

Teori dawai menyatakan bahwa dasar semua materi dan gaya dalam alam semesta adalah dawai satu dimensi yang sangat kecil, bergetar dalam berbagai pola. Getaran-getaran inilah yang menciptakan sifat-sifat fisik seperti massa, muatan listrik, dan gaya-gaya alam. 

Meskipun rumit secara matematis, teori ini membawa daya tarik filosofis dan spiritual yang mendalam, memperlihatkan bagaimana ilmu pengetahuan bisa menjadi jembatan menuju pemahaman tentang eksistensi kita yang lebih luas.

Awal Mula: Dari Dunia Partikel Menuju Benang Getar

Teori dawai bermula dari upaya fisikawan pada akhir 1960-an untuk memahami partikel-partikel hadron, seperti proton dan neutron, yang merupakan penyusun inti atom. 

Saat itu, Gabriele Veneziano secara tidak sengaja menemukan rumus matematika yang cocok untuk menjelaskan perilaku partikel-partikel ini. Namun, rumus tersebut ternyata sesuai dengan gambaran tentang dawai bergetar, bukan partikel titik.

Fisikawan seperti Yoichiro Nambu, Leonard Susskind, dan Holger Nielsen membawa gagasan ini lebih jauh. Mereka memperlihatkan bahwa partikel-partikel bisa dianggap sebagai dawai satu dimensi yang bergetar dalam ruang. 

Setelah beberapa dekade mengalami perkembangan, pada 1984 teori ini memasuki fase baru yang disebut revolusi dawai super. Puncaknya terjadi pada 1995 ketika Edward Witten memperkenalkan konsep M-theory, yang menyatukan berbagai versi teori dawai menjadi satu kerangka yang lebih luas.

Dimensi-Dimensi Tersembunyi yang Mengatur Semesta

Teori dawai membuat kita memandang alam semesta secara sangat berbeda. Ia mengatakan bahwa realitas tidak hanya terdiri dari tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu, tetapi memiliki 10 hingga 11 dimensi. 

Dimensi tambahan ini tidak terlihat karena mereka melipat dan menggulung dengan sangat rapat dalam bentuk geometri rumit yang disebut Calabi-Yau manifold. Bentuk lipatan dimensi ini menentukan bagaimana dawai bergetar, dan akhirnya menentukan macam partikel serta kekuatannya dalam dunia kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline