Lihat ke Halaman Asli

Amirsyah Oke

TERVERIFIKASI

Hobi Nulis

Banyak Penjual yang Sama di Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Lainnya

Diperbarui: 15 Februari 2019   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: shutterstock.com

Sepertinya semua aplikasi toko online sudah pernah saya install di ponsel pintar. Beberapa diantaranya adalah seperti yang saya sebutkan dalam judul tulisan ini. Selain melalui aplikasi belanja online, saya juga sering belanja online melalui website.

Setiap akan membeli suatu produk secara online, otomatis saya mengecek terkait produk tersebut baik melalui aplikasi toko online di android ataupun melalui website toko online. 

Banyak hal yang saya pertimbangkan sebelum memutuskan membeli melalui aplikasi online maupun di website. Makin puas dan nyaman pengalaman belanja di sebuah toko online, maka saya cenderung tetap belanja di tempat tersebut. Kecuali jika toko online lain menawarkan keuntungan lebih untuk produk yang sama dengan harga yang sama (apalagi lebih murah), maka akan menjadi pilihan utama untuk bertransaksi.

Dari bertahun-tahun pengalaman belanja online, saya jadi tahu bahwa para penjual online memiliki banyak lapak atau tempat jualan di tempat yang berbeda-beda. Misalnya Penjual X membuka toko online dibanyak tempat. 

Punya toko online di Bukalapak, di Shopee, di Tokopedia, di Lazada, dan sebagainya. Penjual X memiliki nama toko online yang mirip, namun ada juga nama toko online yang berbeda. Kita dapat mengetahui si Penjual adalah orang atau pihak yang sama setelah melihat keterangan toko yang menampilkan informasi yang sama bahkan alamat yang sama.

Yang unik, meskipun penjualnya sama dan produk yang dijual juga sama, namun harga dan keuntungan yang ditawarkan ke pembeli tidaklah sama. Jadi bisa saja Penjual X menjual barang A di Bukalapak misalnya harga 100, tapi di Tokopedia menjual barang A dengan harga 110, di Shopee harganya 105, di Lazad harganya 106 dan sebagainya. 

Keunggulan yang ditawarkan pun bisa beda-beda misalnya di Bukalapak ada ongkos kirim, di Tokopedia ada diskon, di Shopee bebas ongkos kirim, di Lazada bisa bayar ditempat. Demikian seterusnya dan sebagainya. Setiap penjual online mempunyai caranya sendiri-sendiri untuk menarik minat pelanggan di masing-masing toko online.

Dari fenomena ini, lantas muncul pertanyaan: Jika salah satu platform toko online tutup atau ditinggalkan pelanggan atau bahkan bangkrut dan semacamnya, apakah Penjual X akan menjadi susah usahanya? 

Saya rasa sih tidak. Karena si Penjual X punya beberapa toko online di beberapa platform baik aplikasi maupun website. Bahkan si Penjual X bisa sambil jualan melalui media sosial seperti Facebook, Twiter, Instagram bahkan juga bisa melalui aplikasi chating semacam What's Up (WA). Sikap mental penjual atau pedagang sejati adalah selalu berusaha memanfaatkan berbagai tempat dan kesempatan untuk menawarkan/menjual produk-produknya.

Masyarakat calon pembeli pun punya banyak pilihan untuk membeli produk yang disukainya. Siapa yang pelayanannya paling baik, aman dan nyaman, maka kesanalah pembeli akan datang sekaligus memberikan kesaksian atau rekomendasi agar yang lainnya mau membeli di tempat tersebut. Juga berlaku sebaliknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline