Lihat ke Halaman Asli

Amilatur Rohma

Physics Student | Content Writer | Social Media Enthusiast

Jelajah Sulawesi Tenggara Part 2: Arsitektur Unik Benteng Keraton Buton, Benteng Terluas di Dunia

Diperbarui: 6 November 2022   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng Keraton Buton (dokumen pribadi)

Selain memiliki banyak pesona akan keindahan alamnya, Sulawesi Tenggara juga menyediakan banyak keindahan akan wisata historisnya. Salah satu destinasi historis yang tidak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Pulau Buton adalah sebuah benteng yang memiliki arsitektur unik, namanya Benteng Keraton Buton.

Benteng keraton Buton atau dikenal juga dengan Benteng Wolio merupakan salah satu warisan budaya penting di Buton, letaknya di jalan Sultan Labuke, Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Perjalanan kesana dari Pusat Kota Baubau dapat ditempuh sekitar 10-15 menit menggunakan mobil. 

Saat tiba, nuansa kesultanan dan Islam sudah sangat terasa. Kami disambut oleh gerbang besar berarsitektur batu sebagai pintu awal untuk memasuki kompleks benteng. Tak ada tiket masuk dan tak banyak pengunjung saat kami ke sana, maklum kami berkunjung saat pemberlakuan PPKM akibat pandemi sekitar Februari 2021.

Benteng Keraton Buton kini telah berusia ratusan tahun. Pada masa lampau, Benteng Keraton Buton ini dibangun pada abad ke 16, saat Pemerintahan Sultan Buton ke III yaitu La Sangaji masih memerintah dan diperkirakan selesai saat masa Pemerintahan Sultan Buton ke VI yakni La Buke pada tahun 1645. Pembangunan Benteng Keraton Buton pada awalnya dimaksudkan untuk perlindungan dan pertahanan Kesultanan Buton. 

Selain itu, di dalam kompleks Benteng Keraton Buton juga terdapat kawasan pemukiman warga yang berbeda dengan pemukiman diluar Benteng Keraton Buton yaitu bangunan rumah panggung yang mencirikan khas Buton.

Tidak seperti benteng umumnya di Indonesia yang dibangun oleh penjajah dengan beraksitekturkan bangunan Belanda, Benteng keraton buton merupakan benteng yang dibangun oleh masyarakat pribumi yang kental dengan nuansa Islam. 

Bahan baku benteng disusun dari batuan karst, sejenis batuan gunung dan laut yang direkatkan dengan kapur dicampur dengan pasir sungai, komposisi campuran tak tentu dan bahan perekat dari rumput laut. 

Konon kata Bang Iswandi, teman kami sekaligus warga asli Baubau, masyarakat setempat mempercayai batuan tersebut direkatkan dengan campuran putih telur. Namun yang pasti, susunan batuan disana tampak berdiri kokoh dan merekat sempurna satu sama lain.

Salah satu baluara, Baluarana Wandailolo (dok. pribadi)

Dilihat dari luar atau kejauhan, akan terlihat bahwa tinggi dan tebal dinding benteng ini terlihat bervariasi dikarenakan perbedaan ketinggian lahan dan perbedaan kontur tanah dan lereng bukit. Benteng Keraton Buton terletak di puncak setinggi 100 mdpl. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline