Lihat ke Halaman Asli

Amelia Ilahiyah

Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Menata Ulang Software Engineering Process: Antara Teori dan Realitas Praktik

Diperbarui: 30 April 2025   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Software Engineering Process(Sumber:AI)

Paradigma Lama yang Mulai Retak

Dunia rekayasa perangkat lunak selama ini banyak bertumpu pada model proses tradisional seperti Function-Behavior-Structure (FBS) yang menawarkan pendekatan sistematis dan terstruktur. Dalam model ini, perancangan sistem dimulai dari fungsi, lalu ke perilaku, dan akhirnya ke struktur. Model ini seolah menawarkan ketertiban dan prediktabilitas, dua hal yang sangat dihargai dalam pendekatan teknik klasik. Namun dalam praktiknya, asumsi ini mulai dipertanyakan karena tidak selaras dengan kenyataan kompleks yang dihadapi tim pengembang perangkat lunak.

Refleksi Realitas dalam Dunia Nyata

Sensemaking-Coevolution-Implementation (SCI) hadir sebagai teori alternatif yang menggambarkan proses pengembangan perangkat lunak secara lebih realistis. SCI menyatakan bahwa pengembang tidak mengikuti fase-fase kaku, tetapi justru bergerak dinamis dalam tiga aktivitas utama: memahami konteks (sensemaking), membentuk solusi sembari memahami masalah (coevolution), dan membangun solusi tersebut (implementation). SCI tidak hanya deskriptif, tetapi juga bersifat reflektif terhadap cara kerja nyata para pengembang di lapangan.

Hasil Riset yang Tidak Bisa Diabaikan

Melalui kombinasi studi kasus dan survei terhadap lebih dari 1300 profesional dari 65 negara, Paul Ralph membuktikan bahwa SCI jauh lebih merepresentasikan praktik nyata dibandingkan FBS. Tidak ada bukti kuat yang mendukung proses formulasi dan pemodelan sistem secara hierarkis seperti dalam FBS. Sebaliknya, SCI mendapat dukungan kuat dari pengamatan langsung maupun data kuantitatif, termasuk dari berbagai konteks proyek, metodologi, dan latar belakang peserta.

Implikasi Bagi Pendidikan RPL

Jika SCI mencerminkan kenyataan yang lebih tepat, maka sudah saatnya dunia pendidikan RPL mengadopsinya. Kurikulum yang masih terpaku pada fase waterfall atau tahapan proses klasik seharusnya digantikan dengan pemahaman akan dinamika coevolution. Mahasiswa perlu dilatih untuk berpikir kreatif, kolaboratif, dan reflektif --- bukan hanya mengikuti urutan langkah baku. Teknik seperti prototyping cepat, diskusi lintas fungsi, dan visualisasi ide justru lebih mencerminkan proses desain perangkat lunak masa kini.

Konsekuensi Manajerial yang Signifikan

Manajer proyek perlu menyadari bahwa estimasi waktu, biaya, dan ruang lingkup di awal proyek sering kali bersifat semu, karena masalah dan solusi berkembang bersamaan. SCI menyoroti bahwa pemahaman atas tujuan proyek sering kali hanya muncul setelah proses pembangunan dimulai. Maka, model kontrak tetap atau pendekatan pengelolaan berbasis jadwal ketat sering kali kontraproduktif dan meningkatkan risiko kegagalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline