Lihat ke Halaman Asli

Oleh-Oleh Haji Khas Arab dari Pasar Lokal

Diperbarui: 2 Februari 2023   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibadah Haji merupakan serangkaian rukun islam yang wajib dijalankan setiap muslim bila mampu, baik lahir maupun batin. Haji menurut bahasa adalah berkunjung ke tempat yang agung, dan tempat yang agung menurut umat muslim adalah Baitullah (Ka’bah), Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan, Haji menurut istilahnya adalah berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah, yaitu pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. 

Ibadah haji merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh seluruh umat muslim di dunia, bila mampu, tak terkecuali di Indonesia. Adapun suatu budaya para jamaah haji Indonesia yang memberikan oleh-oleh khas Arab ke para tetangga sepulang mereka tiba di Indonesia. Namun, terdapat sebuah fenomena dimana sebagian dari mereka lebih memilih untuk membeli oleh-oleh tersebut di pasar Indonesia, hal ini menjadi sebuah kebiasaan jamaah haji yang memberikan oleh-oleh khas Arab (cth : Kurma, Air Zam-Zam, dll.) sebagai bentuk rasa syukur karena telah mampu menjalani serangkaian ibadah haji dan kembali ke tanah air dengan keadaan selamat. Padahal, tidak sedikit dari mereka yang membeli oleh-oleh tersebut di pasar-pasar Indonesia, seperti Pasar Kliwon, Surakarta, yang seakan membeli langsung dari tanah suci. Pasar Kliwon, atau biasa dikenal dengan sebutan Kampung Arab, sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda sebagai tempat tinggal khusus untuk orang-orang Arab dengan tujuan agar mudah diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu cenderung takut terhadap Islam dan keturunan Arab atau Timur Tengah. Berjalannya waktu, hingga saat ini area Pasar Kliwon masih banyak ditempati oleh keturunan Arab. Oleh karena itu, tak heran bila banyak kita jumpai pedagang kuliner dan juga oleh-oleh khas Arab sebagai salah satu wujud dari mata pencaharian mereka. Tentu, datangnya bulan haji membawa keberkahan tersendiri bagi mereka, karena mampu meningkatkan omzet penjualan mereka di tengah banyaknya permintaan oleh-oleh haji.

Fenomena tersebut, mendapatkan respon pro-kontra. Gaya hidup yang terjadi dalam fenomena ini adalah, banyaknya jamaah haji yang sebenarnya terkesan “memaksakan” dalam memberikan oleh-oleh haji atau khas Arab ke kerabat, karena adanya keterbatasan biaya, akomodasi, dsb. Namun, para jamaah tersebut menciptakan solusi untuk membeli oleh-oleh tersebut di pasar-pasar yang ada di Indonesia, namun dikemas seolah-olah berasal dari Arab langsung, tentu hal ini juga berdampak baik bagi perekonomian masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline