Lihat ke Halaman Asli

Kok Marah dengan Uber dan Grab? 

Diperbarui: 23 Maret 2016   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="."][/caption] 

Melihat perseteruan antara Taksi dan Komunitas Grab rasanya membuat saya tergelitik untuk menulis artikel ini. Pertama-tama saya ingin berterima kasih kepada teman saya yang telah menemani saya mencoba layanan jasa Go-jek, selamat membaca.

Siang terik hari itu, matahari berada tepat diatas kepala kami. Supir Go-jek datang 5 menit setelah teman saya meng-order Go-jek. Sang supir Go-jek menyodorkan helm dan masker. Ini adalah kali pertama saya menggunakan jasa Go-jek karena saya biasanya pergi kemana-mana dengan kendaraan sendiri. Dari Jalan Agung Utara, kami pergi ke Mangga Dua Square dengan ongkos Rp12.000,00. Bukan ongkos yang besar dengan jarak yang lumayan jauh dan macet.

Jujur saya tidak pernah ditawari ingin memakai masker atau tidak kalau naik ojek biasa. Tapi bukan tentang pakai masker atau tidak pakai masker yang saya ingin bahas, tentang kenapa Go-jek dan Grab tidak boleh dihapus. Sekarang saya akan share tentang pengalaman saya naik ojek.

Saya pulang sekolah sore itu, saya bersekolah di Jalan Kran Raya no. 7 dan rumah saya berada di Jalan Agung Utara. Saya tunggu di depan gerbang sekolah hampir 20 menit, kemudian saya memanggil ojek. Ongkos pulang ke rumah Rp25.000,00 dan dengan sedikit nego, saya akhirnya pulang dengan ongkos Rp20.000,00.

Oke, maaf, saya terdengar sangat membela layanan aplikasi online. Lalu maaf sekali lagi, saya kan hanya murid SMA yang uang jajannya sedikit, jadi dalam konteks tema ini saya akan berpihak pada layanan aplikasi online. Dibawah ini adalah alasan mengapa layanan aplikasi online sebaiknya tidak dihapus.

1.     Semua orang punya Smartphone sekarang

Dimana-mana orang memencet layar sentuh ponsel mereka. Di mall, di warung, sedang mengantre ATM, bahkan petani sekarang mulai menggunakan smartphone sebagai “toko jualan” mereka. Saya yakin pembaca pun memiliki smartphone.

2.     Waktu yang dapat dihemat

Menunggu 20 menit untuk pulang dari sekolah membuat saya kewalahan. Dengan Go-jek, waktu dapat kita amati dari “Map” yang telah disediakan dari layanan aplikasi online tersebut. Kita juga dapat membatalkan order-an jika supir terlalu jauh dari lokasi penjemput-an.

3.     Ongkos bersahabat dengan kantong

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline