Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Banyak Orang Menolak Syariat Islam? Analisis Sosial, Politik, dan Psikologis yang Mengejutkan

Diperbarui: 1 Oktober 2025   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa Sebagian Orang Menolak Syariat Islam: Analisis Sosial, Politik, dan Psikologis

Syariat Islam merupakan pedoman hidup yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis. Namun, di berbagai belahan dunia, terdapat fenomena penolakan bahkan kebencian terhadap syariat. Fenomena ini bukan sekadar antipati religius, melainkan hasil interaksi kompleks antara faktor politik, sosial, psikologis, budaya, dan media. Beberapa pihak juga menimbulkan sentimen atau pilihan sikap terhadap Islam secara lebih luas, tergantung konteks sosial dan pengalaman mereka.

1. Faktor Historis dan Politik

Pengaruh Kolonialisme:

Banyak negara Muslim pernah dijajah, di mana hukum sekuler diperkenalkan sebagai alat modernisasi. Hal ini membuat syariat dianggap kuno atau menghambat pembangunan (Lapidus, 2002).

Politik Kontemporer:

Elit politik sekuler kadang menolak syariat karena dianggap mengurangi kontrol politik dan legitimasi hukum negara (Esposito, 2011).

2. Faktor Sosial dan Budaya

Modernitas dan Globalisasi:

Masyarakat urban menilai syariat sebagai pembatas gaya hidup modern (Eickelman & Piscatori, 1996).

Persepsi Ketidakadilan Gender:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline