Lihat ke Halaman Asli

Aku Bukan Zombie (Part 1 of 3)

Diperbarui: 23 April 2017   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: http://www.danklumper.com

Aku melihat dari loteng atap rumahku. 

Anak-anak seusiaku bermain dengan begitu riangnya.

Tertawa dengan lepas, membiarkan tubuh mereka penuh dengan keringat.

Kadang aku ingin melakukan hal itu dengan anak-anak yang lain. Tapi aku mengurungkan hal itu, karena jelas aku tidak akan bisa melakukan hal normal semacam itu

Karena aku... berbeda.



Ya... dan berbeda itu sungguh menyakitkan jika engkau tahu...

***

Mom dan Dad sudah mengatur jadwal pertemuanku pada akhir pekan ini. Aku sudah tidak sabar untuk segera keluar dari rumah dan berkumpul dengan orang lain yang sama sepertiku. Setidaknya kami bisa saling berbagi keluh, bersumpah serapah atas penyakit yang menyerang kami ini dan saling menguatkan satu sama lain.

Namaku Max... usiaku 9 tahun. Kata Mommy, aku adalah anak yang kuat. Tidak banyak anak yang sekuat diriku, bahkan dia mengatakan bahwa aku sangat dewasa bila dibandingkan usiaku yang masih sangat muda ini. Bagaimana tidak, aku yang terlahir berbeda ini selalu diajarkan untuk menerima dan memaafkan orang lain. Pandangan mata yang merendahkan, sikap orang-orang yang ketakutan saat melihatku, sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Tapi Mom, selalu mengatakan bahwa kita harus memahami orang lain bukan orang lain yang harus memahami kita. "Kita ini berbeda, jadi kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mau menerima kondisi kita..." kata Mommy yang selalu kuingat.

Sebenarnya selama seminggu ini aku merasa bosan berada di rumah terus-menerus. Tapi walaupun bosan, aku tetap memilih tidak keluar rumah. Karena ketika aku keluar rumah, orang akan menganggapku sebagai sosok yang aneh dan menakutkan. Kalian pernah melihat zombie di dalam film? Pernah membayangkan sosoknya semenyeramkan apa? Dan aku yakin kalian pasti berlari tunggang langgang saat melihatnya. 

Aku terlahir mengidap penyakit yang mandibulofacial dysostosis atau lebih dikenal dengan Sindrom Treacher Collins. Namanya yang rumit, sudah tertancap di luar kepalaku, karena sudah semenjak kecil Mom dan Dad menjelaskan penyakit ini saat aku bertanya mengapa aku berbeda. Penyakit ini adalah penyakit yang langka, jadi akan jarang kau temui orang-orang semacam diriku ini. Karena penyakit inilah, wajahku nampak seperti zombie yang menakutkan. Aku susah menjelaskannya seperti apa - kau coba googling sendiri saja tentang sindrom ini atau jika kau malas bayangkan saja wajah zombie di film-film yang pernah kau tonton. Bahkan sebenarnya kalau boleh jujur, wajahku lebih menakutkan dari sosok zombie itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline