Lihat ke Halaman Asli

Halte

Diperbarui: 15 Agustus 2016   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita terawang lagi malam di cumbu hujan
Meniti kuncup dedaunan
Menyulam debu di punggung jalan
Mendinginkan panas kehidupan
*
Adapun kita tak kuasa menyudahi tembok bahasa
Diam, tenggelam dalam rahasia
Menunggu hujan berhenti menari di rongga dada
Hanya detak detik waktu yang bicara sendiri pada dirinnya 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline