Pengangkatan Gus Irfan dan Dahnil sebagai duet baru di Kementerian Haji dan Umrah memunculkan harapan besar bagi perbaikan layanan ibadah haji dan umrah. Publik menilai kombinasi keduanya memiliki latar belakang yang berbeda yang di satukan dalam naungan yang sama agar menjadi angin segar: Gus Irfan memiliki latar belakang keagamaan dan manajerial, serta Dahnil dengan jaringan politik yang kuat.
Meski demikian, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Daftar tunggu haji yang begitu panjang, transparansi biaya yang kerap dipertanyakan, serta kualitas layanan yang belum merata masih menjadi pekerjaan rumah utama.
Keberhasilan duet ini akan sangat ditentukan oleh sejauh mana mereka mampu menghadirkan bukti nyata, bukan sekadar janji. Transformasi digital, pemberantasan praktik calo, serta keberanian mendengar dan menindaklanjuti aspirasi jemaah menjadi kunci reformasi.
Masyarakat kini menantikan perubahan konkret berupa antrian keberangkatan yang lebih singkat, biaya yang transparan, dan pelayanan yang lebih bermartabat. Jika hal itu terwujud, kepercayaan publik terhadap Kementerian Haji dan Umrah dapat kembali dibangun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI