- Mengenang Dwianto Setyawan: Maestro Sastra Multi Talenta yang Menginspirasi dan MembanggakanOleh: Mbah Gondrong Sugianto
Dalam keheningan saat dunia merasakan kehilangan, kita merenungkan sosok luar biasa bernama Dwianto Setyawan --- sang maestro sastra yang bak pelangi multi warna, mengukir karya penuh makna dan inspirasi. Artikel ini mengajak pembaca menelusuri jejak hidup, karya, dan warisan yang ditinggalkan Dwianto, sekaligus menyentuh bagaimana kehadirannya membekas dalam jiwa para pengagumnya.
Tak pernah mudah menghadapi kenyataan bahwa seseorang yang kita cintai dan kagumi sudah tiada. Perasaan itu menyelimuti banyak dari kita saat mengenang Dwianto Setyawan, sang maestro sastra yang multi talenta. Dalam dunia yang kadang terasa gersang oleh kata-kata kosong, Dwianto hadir sebagai oase yang menyegarkan, menyulut api kreativitas dan keindahan bahasa yang hakiki.
Mengenang beliau bukan sekadar ritual penghormatan, melainkan juga sebuah perjalanan batin yang mengajak kita mempertanyakan makna keberadaan dan karya seni dalam hidup manusia. Sebagaimana bait penuh kerinduan yang diguratkan dalam ungkapan kehilangan di atas, keberadaan Dwianto telah menjadi bagian dari denyut nadi budaya sastra Indonesia.
Dwianto Setyawan bukan hanya seorang penulis atau sastrawan biasa. Dia adalah sosok yang menggabungkan berbagai disiplin seni dalam satu tarikan nafas kreatif yang memukau. Dengan kemampuannya menulis puisi, cerpen, esai, bahkan seni pertunjukan, ia menjadi teladan betapa bahasa bisa hidup dan bernafas dinamis. Melalui karya-karyanya, ia menggugah rasa, memancing tawa, dan mengajak kita merenung dalam kedalaman pikiran.
Tak heran jika sosoknya meninggalkan kekosongan yang sulit diisi. Sebagaimana tertulis dalam doa penuh haru, rasa rindu akan marahnya---kadang satir, kadang penuh kasih---menjadi bagian dari kenangan yang membuatnya sangat manusiawi dan dekat di hati. Dalam kegembiraan maupun kejengkelan, Dwianto mengajarkan kita bahwa seni adalah medium untuk mengungkapkan segenap spektrum emosi manusia.
Dalam momen kehilangan, kita pun terdorong untuk berdoa, bukan hanya untuk keselamatan jiwanya, tapi juga untuk memastikan bahwa warisannya terus bersemi dalam benak generasi penerus. Karya-karyanya adalah titian yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan. Mereka adalah cahaya yang menuntun kita melewati kegelapan kehilangan untuk menemukan harapan baru.
Sebagai pembaca dan penikmat seni, mari kita ambil hikmah dari kepergian Dwianto Setyawan. Marilah kita terus membenamkan diri dalam karya-karyanya, membagikan keindahan dan kekayaan bahasa yang telah beliau anugerahkan kepada dunia. Sebagaimana kata pepatah, "Sastra hidup dalam hati yang terus membacanya." Maka, dengan membiarkan karya Dwianto terus hidup, kita pun sebenarnya sedang memeluk jiwanya yang abadi.
Semoga kisah dan karya Dwianto Setyawan menginspirasi kita untuk terus berkarya, menghargai setiap detik kehadiran, dan menyalakan api kreativitas dalam diri. Ingatlah, kehilangan bukan akhir dari segalanya, melainkan panggilan untuk melanjutkan perjalanan yang pernah ia mulai dengan penuh semangat.
Selamat jalan, Sang Penulis Besar Dwianto Setyawan, Maestro Sastra yang tak tergantikan.
Padepokan Lemah Teles
Kepanjen 17 Agustus 2025
Mbah Gondrong Sugianto
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI