Lihat ke Halaman Asli

Lohmenz Neinjelen

Bola Itu Bundar, Bukan Peang

Debat Capres Masih Menarik untuk Ditonton?

Diperbarui: 17 September 2018   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: kompas.com

Debat capres? Whoaaah...ngantuk!

Begitulah pendapat sebagian pihak ketika menyaksikan debat capres pada Pilpres 2014 lalu, padahal para peserta debat menggunakan Bahasa Indonesia, apalagi kalau menggunakan bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris? 

Tapi justru ada usulan dari seorang politikus agar format debat capres dan cawapres menggunakan Bahasa Inggris. Alasannya pun cenderung gazebo (gak zelas bo) berdasarkan berita yang ada di sini.

Gak malu mengusulkan hal seperti itu? Memangnya capres dan cawapres yang menang nanti akan diekspor keluar negeri, mumpung nilai dollar tinggi? 

Di mana yang namanya "nasionalisme"? Katanya banyak politikus yang nasionalismenya tinggi, terutama politikus yang sering menggunakan kata "saudara-saudara" dalam pidatonya yang terkesan berapi-api dan menggebu-gebu bak kereta api zaman baheula (kuoooong...kuoooong!).

Saudara-saudara! Kita adalah bangsa yang besar! Jangan biarkan asing menguasai negeri kita, saudara-saudara! Tingkatkan nasionalisme dan bangga terhadap apa yang kita miliki, termasuk bangga menggunakan Bahasa Indonesia, saudara-saudara! 

Kuoooong...kuoooong...!

Mungkin saja ada yang nyeleneh. Saudara? Emang gue saudara lu? Temen aja bukan, ngaku-ngaku saudara.

Usulan format debat capres dan cawapres menggunakan Bahasa Inggris untuk Pilpres 2019 yang berasal dari politikus Koalisi Prabowo-Sandi dan alasannya cenderung gazebo tadi disambut positif oleh Fadli Zon, meski kesannya "ngambang kayak tokai".

"Kalau pakai bagus, kalau nggak juga nggak apa-apa. Tapi kalau ada, ya, itu berarti itu suatu kemajuan, tetapi kalau nggak, ya, nggak ada masalah," katanya. 

Lain lagi pernyataan dari Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan terkait perubahan format debat capres dan cawapres. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline