Yogyakarta tengah menghadapi sebuah dilema. Plengkung Gading adalah gerbang kuno Keraton. Gerbang ini telah resmi ditutup. Penutupan demi melindungi Sumbu Filosofi.
Sumbu ini telah ditetapkan UNESCO. Sebagai Warisan Budaya Dunia. Penetapan pada 18 September 2023 (Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, 2023).
Proses penutupan tidak terjadi mendadak. Sebelumnya, Pemda DIY melakukan uji coba. Mereka mencoba sistem lalu lintas. Sistemnya adalah lalu lintas satu arah. Tujuannya mengurai kepadatan di sana (Harian Jogja, 2025).
Namun, keputusan akhirnya penutupan total. Aturan ini berlaku 15 Maret 2025. Ini adalah sebuah langkah konservasi (Dinas PUP-ESDM DIY, 2025).
Alasan utamanya kondisi struktur bangunan. Kondisi bangunan tersebut sangat mengkhawatirkan.
Menurut kajian Pemda DIY, ada kerusakan. Plengkung Gading mengalami kerusakan serius. Strukturnya turun hingga 10 sentimeter. Dindingnya juga mengalami banyak keretakan.
Ini mengancam kekokohan seluruh bangunan. Kerusakan ini diduga akibat beban. Beban dari kendaraan berat melintas. Kendaraan tersebut melintas setiap hari (Harian Jogja, 2025; Dinas Perhubungan DIY).
Plengkung Gading punya nama lain. Nama lainnya adalah Plengkung Nirbaya. Nirbaya bermakna 'tanpa bahaya' (Tirto.id).
Gerbangnya berada di selatan Keraton. Ini adalah jalan keluar jenazah. Jenazah sultan dan juga keluarganya. Menuju ke komplek pemakaman (Yogyakarta Kompas, 2025).
Plengkung ini juga bagian dari sumbu. Yaitu bagian integral dari sumbu filosofi.
Sumbu Filosofi Yogyakarta konsep mendalam. Garis imajinernya membentang dari utara. Dari Gunung Merapi ke selatan. Melewati Tugu Pal Putih. Juga melewati Keraton Yogyakarta. Berakhir di Panggung Krapyak. Lalu menembus Laut Selatan (Tempo.co).