Venting di media sosial memberi kelegaan sementara, namun bisa berisiko bagi kesehatan mental dan privasi.
Media sosial kini jadi tempat orang berbagi perasaan. Kita sering melihat unggahan keluh kesah, amarah, atau frustrasi, yang disebut venting.
Meluapkan emosi di media sosial memang memberi kelegaan sementara. Tapi, apakah ini benar-benar membantu atau justru menambah beban?
Mengurangi Stres dengan Cepat
Bayangkan seharian kamu merasa tertekan. Pekerjaan menumpuk, hubungan lagi bermasalah, atau jenuh. Salah satu cara cepat mengurangi beban emosional adalah venting.
Media sosial seakan memberi solusi praktis. Buka aplikasi, ketikkan perasaan sebagai status, dan unggah. Sepertinya beban sedikit terangkat, dan rasa lega datang.
Venting di media sosial memang memberikan rasa validasi yang kuat.
Dikutip dari Tirto, Psikolog Roisatun Lutfia Prastiwi mengatakan, orang meluapkan emosi di medsos untuk mendapat dukungan. Mereka mencari empati, meski tidak ada solusi konkret.
Venting memberi dukungan emosional, kita merasa didengar dan tidak sendirian.
Beberapa orang juga merasa lebih nyaman venting secara anonim, dengan second account. Anonimitas memberi rasa aman tanpa takut penilaian langsung.
Penelitian dari Psychology Partners Group, menunjukkan venting memberikan kelegaan sementara. Emosi yang tertahan bisa meningkatkan stres dan kecemasan.