Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Sahidin

Alumni UIN SGD Bandung

Resensi "Aku Ingin Membunuh Harry Potter"

Diperbarui: 29 Desember 2018   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 2007, buku "Aku Ingin Membunuh Harry Potter" naik cetak tiga kali dalam waktu kurang dari satu bulan. Buku ini ditulis oleh Hernowo Hasim, yang kini sudah almarhum.

Saya membaca bukunya pada akhir Desember 2018. Maklum saya termasuk yang telat dalam akses buku populer atau yang  bertemakan literasi.

Bukunya saya beli saat ada pameran dengan harga murah. Saya penasaran dengan judul buku tersebut, terutama pada anak judul "Bagaimana Menumbuhkan Sayap Cinta dan Sayap Imajinasi". Saya lihat lembar demi lembar, ternyata isinya upaya Hernowo "mengikat makna" dari hasil membaca novel Harry Potter dari kesatu sampai ketujuh. Diulas sedemikian rupa. Dibuka bagian penting dari karya Rowling tersebut.

Novel yang tujuh buku itu, diuraikan dan ditarik satu perspektif bahwa pesan novel tersebut tentang upaya melawan kematian yang diperankan oleh Voldemort sebagai simbol dunia hitam (kejahatan) dan Harry Potter yang memerankan  peran kekuatan cinta, kebijakan, dan kebenaran.

Meski novelnya bernuansa sihir (magic), tetapi tidak bersifat horor.

Saya sendiri tidak baca utuh novel Harry Potter, tetapi menonton filmnya sampai yang terakhir. Seru dan asyik karena dengan film tersebut dikenalkan suasana klasik di Eropa. Novelnya sendiri tebal-tebal, sehingga perlu banyak waktu membacanya. Istri saya yang doyan membaca novel Harry Potter dan saya cukup dengar paparannya saja.

Pak Hernowo dalam bukunya mengulas aspek literasi dari novel Harry Potter. Bahwa JK Rowling berhasil mengembangkan imajinasi dan kreativitas pikirannya yang kemudian menjadi satu di antara orang terkaya di dunia.

Novel Harry Potter sudah banyak diterjemahkan dan terjual dengan jutaan kopi buku. Ditambah dengan dibuatkan filmnya, sehingga menjadi makin terkenal dan kaya raya.

Di antara pujian Hernowo kepada Rowling (selain kemampuan imajinasi yang luar biasa) adalah cakap dalam memilih diksi dan nama-nama untuk tokoh dalam novelnya, dengan menciptakannya sendiri dan mudah diucapkan. Kemudian alur ceritanya tidak biasa, sehingga sulit ditebak dan para pembaca dibuat penasaran serta mau menunggu kelanjutannya.

Buku karya Pak Hernowo ini tebalnya 309 halaman. Desain isinya menarik dan tidak membosankan. Sehingga  mata saat baca teks tidak cepat lelah. Dan buku ini menurut saya bukti dari "mengikat makna" dari tujuh novel yang tebal-tebal, yang kemudian diulas (diambil hal penting dan sesuai dengan alur novel dari satu sampai tujuh).

Orang yang agak malas membaca tujuh novel Harry Potter, jika membaca buku "Aku Ingin Membunuh Harry Potter: Bagaimana Menumbuhkan Sayap Cinta dan Sayap Imajinasi" ini maka akan segera mengetahui secara garis besar alur cerita dari novel Harry Potter. Juga akan mengetahui kecanggihan atau kepiawaian dari Rowling dalam menulis novel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline