Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Husein Siregar

Mahasasiswa / Institut Pertanian Bogor

Manajemen Konflik Kerja Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga Suami-Istri Bekerja

Diperbarui: 28 April 2024   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia pada umumnya merupakan makhluk sosial yang sebagian besar waktunya digunakan untuk bekerja dan berumah tangga. Perkembangan zaman meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana keluarga, mendorong anggota keluarga untuk memaksimalkan sumber daya, termasuk perempuan yang mencari pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memenuhi aspirasi pribadi. 

Perempuan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sering dipandang menghindari kewajibannya sebagai istri, menghadapi peran ganda antara pekerjaan dan keluarga yang sering memunculkan konflik peran. Komunikasi yang terbuka dan efektif antara pasangan suami istri menjadi kunci utama dalam mengatasi konflik peran dan menjaga harmoni keluarga.

Peran Ibu dan Ayah Dalam Rumah Tangga

Peran ayah dan ibu dalam keluarga sama pentingnya dalam membentuk fondasi perkembangan anak-anak. Ayah berperan dalam mencari nafkah, memberikan perlindungan fisik, emosional, serta menanamkan nilai-nilai agama, menjadikan teladan dalam menghadapi tantangan hidup. Ibu berperan sebagai sosok penuh kasih, mengelola rumah tangga, dan mengasuh anak-anak dengan cinta. Keduanya berbagi tanggung jawab dalam mendidik anak-anak, dengan ayah menekankan ketegasan dan disiplin, sementara ibu menonjolkan empati. 

Selain itu, mereka juga bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan terbaik, melatih keahlian, menempatkan di tempat tinggal yang baik, dan menikahkan anak-anak bila sudah cukup umur. Ayah dan ibu saling melengkapi dalam menjalankan tugas keluarga, menciptakan lingkungan harmonis, memberikan pendidikan, dan membentuk nilai-nilai moral bagi anak-anak. 

Dengan memberikan arahan yang konsisten dan dukungan yang tak tergoyahkan, ayah dan ibu membantu menciptakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan moral anak-anak.

Faktor pendorong ibu rumah tangga bekerja

Rumah tangga merupakan satu komponen dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak. Setiap kehidupan rumah tangga membutuhkan perekonomian untuk menunjang hidup pokok seluruh anggota keluarga. Tingginya kebutuhan ekonomi dalam rumah tangga, tidak akan dapat tercapai jika penghasilan dari suami tidak mencukupi, hal tersebut menjadi salah satu pendorong ibu rumah tangga untuk bekerja. 

Pekerjaan dan rumah tangga merupakan dua hal yang berbeda dan tidak dapat dijadikan satu kesatuan. Secara umum, keadaan tersebut menimbulkan peran ganda dari anggota keluarga baik ayah maupun ibu sehingga tidak mampu untuk menyeimbangkan antara pekerjaan rumah dan pekerjaan rumah tangga. 

Terdapat beberapa faktor yang mendorong ibu rumah tangga untuk bekerja, yaitu didasarkan oleh keinginan sendiri untuk hidup mandiri, mengisi waktu luang, dan jumlah tanggungan keluarga. Faktor ekonomi memberikan pengaruh yang cukup tinggi untuk memberikan keputusan setiap ibu rumah tangga memilih untuk bekerja. Ibu rumah tangga yang memutuskan untuk bekerja umumnya bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga. Hal tersebut mampu menimbulkan permasalahan pembagian peran seorang ibu rumah tangga memenuhi kewajiban rumah tangga.

Apa saja bentuk konflik kerja keluarga?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline