Manfaat Jurnal Refleksi Digital bagi Pembelajaran Mandiri di Era Kurikulum Merdeka Menyongsong Kurikulum Deef Learning
Oleh: A. Rusdiana
Pembelajaran mandiri semakin mendapat perhatian dalam sistem pendidikan modern, khususnya dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan kemandirian belajar. Ramadan sebagai bulan refleksi sering kali dianggap sebagai masa libur bagi siswa, dengan minimnya aktivitas akademik. Padahal, pembelajaran selama Ramadan dapat tetap berlangsung secara produktif jika didukung oleh metode yang inovatif, seperti jurnal refleksi digital. Jurnal refleksi digital merupakan bentuk catatan berbasis teknologi yang memungkinkan siswa merekam pengalaman, pemikiran, dan pemahamannya terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan teori konstruktivisme, refleksi merupakan salah satu strategi penting dalam pembelajaran aktif. Selain itu, pendekatan heutagogi dalam pendidikan modern menekankan pentingnya refleksi untuk meningkatkan kemandirian belajar. Dalam praktiknya, libur Ramadan di banyak sekolah dan madrasah sering kali hanya diperlakukan sebagai waktu istirahat, tanpa strategi konkret untuk mendorong pembelajaran mandiri. Hal ini menyebabkan berkurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar, sehingga peluang untuk meningkatkan keterampilan literasi digital dan pemahaman keagamaan kurang dimanfaatkan secara maksimal. Tulisan ini bertujuan untuk menggali manfaat jurnal refleksi digital dalam konteks pendidikan selama Ramadan. Dengan memahami manfaatnya secara lebih mendalam, pendidik dan pemangku kepentingan dapat mengadopsi strategi ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyelaraskan antara ibadah dan pendidikan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Mari kita elaborasi satu-persatu:
Pertama: Peningkatan Keterampilan Literasi Digital; Dalam era digital, literasi teknologi menjadi keterampilan esensial bagi siswa. Melalui jurnal refleksi digital, siswa terbiasa menggunakan platform digital seperti blog, Google Docs, atau aplikasi jurnal online untuk menuliskan pemikiran mereka. Hal ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Meningkatkan keterampilan menulis digital, termasuk tata bahasa, argumentasi, dan kreativitas dalam menyampaikan pemikiran; 2) Memahami etika digital, seperti bagaimana berinteraksi di ruang digital secara aman dan bertanggung jawab; 3) Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, membantu siswa terbiasa dengan penggunaan teknologi untuk kegiatan akademik dan refleksi diri.
Kedua: Penguatan Pemahaman Keagamaan; Jurnal refleksi digital juga dapat menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman keagamaan, terutama selama bulan Ramadan. Dengan menuliskan refleksi harian, siswa dapat: 1) Menganalisis pengalaman spiritual mereka, seperti bagaimana puasa memengaruhi pola pikir dan kebiasaan sehari-hari; 2) Menghubungkan nilai-nilai Islam dengan kehidupan modern, misalnya bagaimana konsep sabar dan syukur diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3) Menelusuri sejarah dan makna Ramadan dari perspektif yang lebih mendalam, dengan menulis jurnal berbasis kajian ayat Al-Qur'an dan hadis.
Ketiga: Membangun Komunitas Belajar Digital; Selain sebagai alat refleksi pribadi, jurnal digital dapat mendorong interaksi dan kolaborasi dalam komunitas belajar. Dengan berbagi refleksi di platform seperti blog atau forum daring, siswa dapat: 1) Bertukar wawasan dengan teman sebaya, menciptakan ruang diskusi yang memperkaya pemahaman; 2) Menerima umpan balik dari guru atau teman, yang dapat meningkatkan pemikiran kritis dan kemampuan analisis; 3) Membangun kebiasaan berbagi ilmu, sehingga pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dalam lingkungan digital yang lebih luas.
Singkatnya, Jurnal refleksi digital merupakan alat yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran mandiri selama Ramadan. Melalui tiga manfaat utama peningkatan literasi digital, penguatan pemahaman keagamaan, dan pembentukan komunitas belajar siswa dapat tetap aktif belajar meskipun dalam masa libur. Lebih dari sekadar tugas tambahan, jurnal ini dapat menjadi bagian dari strategi pembelajaran berkelanjutan dalam mendukung Kurikulum Merdeka dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Untuk mengoptimalkan penerapan jurnal refleksi digital dalam pembelajaran mandiri selama Ramadan, berikut beberapa rekomendasi bagi guru dan pemangku kepentingan pendidikan:1) Bagi Guru, sejatinya -Memandu siswa dalam penggunaan platform digital yang sesuai.-Memberikan topik refleksi yang relevan dengan kurikulum dan kehidupan sehari-hari dan -Mendorong diskusi berbasis jurnal untuk memperkaya wawasan siswa; 2) Bagi Sekolah/Madrasah:-Mengintegrasikan jurnal refleksi digital dalam kebijakan pembelajaran Ramadan.-Menyediakan platform pembelajaran digital yang mendukung interaksi reflektif dan -Mengadakan program apresiasi bagi siswa yang aktif dalam berbagi refleksi dan berdiskusi.
Dengan penerapan yang tepat, jurnal refleksi digital tidak hanya menjadi alat dokumentasi, tetapi juga sarana efektif dalam membangun budaya belajar yang lebih inovatif dan mandiri, sejalan dengan visi pendidikan menuju Indonesia Emas 2045. Tidak menutup kemunkinan akan berlaku pada Kurikulum Deep Learning. Wallahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI