Lihat ke Halaman Asli

Elegi dan Rindu, Sebuah Puisi Untukmu

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ahmad MujibELEGI
Bulan tertidur dekat alis matamu
Nyanyi angin pergi menuruni lembah
Pohon-pohon tegak
Batu-batu tak bergerak
Kita berlari
Saling membelakangi
Namun aku mengetahui
Cintamu sedalam air mata
Kabut yang membuka jalanya
Lara, ya hanya lara
Kita pun tak lagi mampu membacaLamongan, 20 September 2014
RINDU I
Terang di malam, terang dalam benderang
Burung yang mengerang, biarkan mengerang
Malam menyepi
Lukaku semakin melepas diri
Maka cintaku kekasih:
Kucoba menangkap kabut hatimu
Dan aku mulai berlari
Biar api pun kau rasaiLamongan, 13 September 2014RINDU II
Seketika kalam yang malam
Mendenting dalam gitar kesunyian
Mengalilah juga rinduku
Ke dalam rumah cintamu
"duhai pemabuk bulan,
Reguklah anggur keremajaan dari diriku
Hingga pagi kan hidup lagi, lalu
Mati dicumbui sepi"
Lamongan, 17 September 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline