Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Simpan Buku Khutbah Salat Id yang Makin Langka

Diperbarui: 5 Mei 2021   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto: sumsel.kemenag.go.id

Sejak kecil, saya dibiasakan untuk mendengarkan khutbah Salat Id sampai kelar. Keluarga saya selalu menganjurkan hal itu. Karena begitulah sunnahnya. 

Itu sebabnya, usai salat Id, baik di Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha, saya tetap duduk dan bubar setelah khatib mengakhiri khutbahnya.

Saat mau beranjak pulang yang disambut kerap matahari yang mulai meninggi, saya melipat sajadah. Sementara kertas koran yang saya pakai melapisi sajadah, saya sisihkan di pinggir jalan. Orang-orang juga banyak yang melakukan hal serupa.

Biasanya, sejumlah pemulung sudah siaga. Mengumpulkan dan melipat koran-koran bekas dipakai salat Id itu. Saya acap menyaksikan mereka pulang dengan membawa tumpukan koran dengan menumpangi becak.   

Semasa kecil hingga remaja, saya selalu Salat Id di Taman Bungkul, Surabaya. Masa itu, Taman Bungkul belum diubah menjadi taman yang modern seperti sekarang. Masih gersang.

Salat Id di Taman Bungkul dilakukan bukan hanya di Taman, tapi juga di Jalan Raya Darmo. Penyelenggaranya, Yayasan Padi Darmo. Semua isi ceramah dari khatib Salat Id di Tamam Bungkul selalu dicetak dalam bentuk buku.

Di cover buku ditampilkan foto penceramah dalam ukuran full. Kemudian dicantumkan nama penceramah dengan gelar lengkap. Berikut tema khutbahnya.   

Di dalam buku ada materi khutbah lengkap. Ada tulisan Arab berikut artinya. Kadang font-nya kecil membuat banyak orang yang membaca mengernyitkan dahi.

Selain materi khutbah, buku tersebut juga ditempeli logo-logo sponsor. Semuanya dari brand lokal. Dari toko buku, toko seragam sekolah, produk-produk pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), dan lainnya.   

Buku khutbah Salat Id tersebut dijual dengan tarif "infaq". Hal ini mendorong pembeli untuk memberi lebih dari biaya cetak buku pada umumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline