Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Emoji #MilkTeaAlliance, Twitter Dukung Aktivis Pro-demokrasi

Diperbarui: 9 April 2021   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo aktivis pro-demokrasi yang tergabung dalam #MilkTeaAlliance (sindonews.com).

Twitter meluncurkan emoji  gambar segelas minuman berlatar belakang gradasi tiga warna coklat. Emoji otomatis akan muncul ketika mengetik tagar #MilkTeaAlliance di platform medsos tersebut (bbc.com, 8/4/2021).

Meskipun bentuknya berupa gambar gelas minuman yang diasumsikan berisi teh susu, emoji  ini tidak berhubungan langsung dengan aktivitas atau komunitas penggemar minuman berbasis teh. Seperti  tagar #MeToo dan #BlackLiveMatters sebelumnya, #MilkTeaAlliance yang berkaitan dengan dinamika politik global akhir-akhir ini terutama di Asia.

Tagar #MilkTeaAlliance telah muncul selama kurang lebih setahun dan dicuit sebanyak 11 juta kali. Latar belakangnya yaitu sebagai simbol untuk menyatukan gerakan pro-demokrasi di Taiwan dan Hong Kong yang menentang represi pemerintah China dan juga aktivis Thailand yang menentang pemerintahnya. 

Belakangan simbol tersebut menjalar ke wilayah lain yaitu Myanmar. Negara tersebut sedang berada dalam krisis demo berlarut-larut yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.

Tangkapan layar emoji yang muncul otomatis setelah tagar #MilkTeaAlliances, 8/4/2021 (twitter.com/ Twitter Public Policy).

India dan Australia juga sempat terlibat. Kaitannya  yaitu insiden perbatasan India-China dan tekanan Australia terhadap WHO untuk menginvestigasi China dalam kasus asal virus Covid-19. Tak pelak, China merasa risih dengan oplosan teh susu ini karena dianggap bias terhadap kepentingan politiknya.

Netiwit Chotiphatphaisal, aktivis Thailand:

"It's very good that Twitter has recognised what we have fought for for many years. We have to fight not only our dictators but also with Chinese dominance."

Zhao Lijian, jubir Kemenlu China: 

"The movement has consistently held anti-China positions, and is full of biases against China." 

Bagaimana ceritanya (es) teh susu gelas terpaksa harus menanggung beban politik? Hal itu diawali dengan insiden online ketika aktor Thailand Vachirawit "Bright" Chivaaree menyukai cuitan yang menyebut Hong Kong sebagai negara.

Vachirawit sudah meminta maaf atas kekeliruan itu namun netizen pro-Beijing menjadikan pemain drama TV "2gether: The Series and Still 2gether" itu sebagai sasaran kemarahan. Aktivis pro-demokrasi kemudian memihak dan muncullah gerakan teh susu itu.

Pada  mulanya adalah perbedaan cara menikmati teh antara warga China dengan Hong Kong, Taiwan, dan Thailand yang diulik oleh aktivis. Di China teh dinikmati tanpa susu. Sementara itu di ketiga wilayah yang menjadi domisili para penentangnya teh diseruput dengan paduan rasa susu di dalamnya.

Di Hong Kong dikenal  teh-susu ala Hong Kong. Racikan minuman ini berupa teh hitam yang dicampur susu dan gula. Budaya tersebut sudah ada sejak lama dan pada tahun 2017 cara pembuatannya diakui sebagai warisan budaya takbenda (ICH: intangible cultural heritages)oleh UNESCO.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline